
Do you speak English? Read the translated article here!
Sebulan yang lalu, Penulis mengulas Bardi Smart BT Tracker, yang sayangnya, tidak begitu pintar. Penulis terpaksa membuangnya. Dalam artikel tersebut, Penulis berjanji untuk mengulas kompetitor langsungnya yang (jauh) lebih mahal, yaitu Apple AirTag, dan akhirnya hari itu datang juga. Meskipun harganya lebih mahal beberapa kali lipat dan tidak mendapat dukungan UWB di Indonesia, apakah perangkat mirip permen Mentos ini masih layak dibeli?
Mari kita cari tahu.
AirTag: Desain dan Paket Penjualan

Kotak penjualannya… sangat khas Apple. Kotak produknya tipis, dan pengalaman unboxing-nya, seperti biasa, sangat berkesan. Penulis membeli AirTag isi 4, karena harganya yang lebih murah dibanding membeli satuan. Perangkatnya terselip di selembar kertas karton yang bisa dibuka, yang juga berguna sebagai semacam petunjuk penggunaan. Di lain itu, Anda juga akan mendapatkan kartu keselamatan berukuran kecil. Kali ini, Apple tidak memberikan stiker.

Memegang salah satu AirTag, Anda akan langsung merasa kalau perangkat ini memiliki build quality yang bagus. Berbentuk permen Mentos besar dengan diameter 3,2cm, tampilannya mirip dengan tag milik Bardi, walaupun jauh lebih berat (AirTag punya rating IP67, NFC, dan chip U1 untuk teknologi Ultra Wideband, yang tidak dimiliki Bardi) dan terasa lebih kokoh.


Bagian yang putih di depan sepertinya terbuat dari plastik glossy, dan bagian belakangnya terbuat dari aluminium. Bagian belakangnya reflektif, dan sepertinya sangat mudah mengundang goresan dan sidik jari.

Sama seperti milik Bardi, AirTag ditenagai oleh sebuah baterai koin CR2032, yang sudah terpasang (pada harga segini, Penulis akan terdiam kaget jika baterainya juga dijual terpisah…). Untuk membuka tutup baterainya, cukup tekan bagian belakangnya yang terbuat dari aluminium, kemudian putar berbalik arah dari jarum jam. Untuk menutupnya, tekan lagi bagian belakangnya, kemudian putar searah jarum jam. Cukup sederhana.

AirTag: Pengalaman Penggunaan
Sama seperti aksesoris Apple yang baru, proses pairing AirTag sederhana. Cukup tarik penutup plastiknya, dan aksesoris kecil ini akan aktif secara otomatis (sebenarnya cukup cerdas, karena penutupnya menutupi baterai, jadi mencegah AirTag untuk menyala). Jika iPhone Anda berdekatan, ia akan mendeteksinya, dan mengajak Anda untuk melakukan setting awal.
Setelah proses setup selesai, Anda akan bisa menemukan tag Anda di aplikasi Find My. Di sana, Anda akan bisa melihat lokasi kasar dari barang Anda. Sayangnya, seperti yang Penulis bahas di awal artikel, teknologi Ultra Wideband belum tersedia di Indonesia. Jadi, fitur pamungkas mereka, Precision Finding, tidak bisa Penulis temukan. Walaupun hal ini tentu saja menimbulkan kekecewaan, setidaknya lokasi kasar yang diberikan masih akurat. Mari kita berharap fitur ini akan tersedia di Indonesia dalam waktu dekat, sama seperti ECG, yang baru saja hadir dengan iOS 15.3 dan watchOS 8.4.
Yah, walaupun Precision Finding tidak tersedia, Anda masih bisa mengandalkan speaker bawaannya. Nada yang dimainkan cukup keras, namun tetap halus, yang tentunya tidak akan membuat Anda malu di tengah keramaian. Sayangnya, tombol “Play Sound” hanya memainkan nadanya selama beberapa detik saja. Anda perlu menekannya setidaknya 2-3 kali untuk bisa tahu dari mana suaranya berasal.
Akhirnya, jika, dengan alasan apapun, AirTag Anda tertinggal di tempat yang jauh, Anda bisa mengaktifkan Lost Mode. Mode ini pada dasarnya mengunci AirTag Anda sehingga tidak bisa di-reset dan digunakan oleh orang lain. Selain itu, Anda akan diberitahu jika lokasinya sudah ketahuan, dan Anda akan bisa mengirimkan pesan atau nomor ponsel pada penemunya. Sayangnya, Penulis masih cukup waras untuk tidak meninggalkan AirTag berharga mahal ini dengan sengaja di tempat yang jauh untuk mencoba fitur ini…
AirTag: Kekhawatiran dengan Privasi
Nah, dewasa ini, apapun yang berhubungan dengan teknologi pasti terlihat seperti pedang bermata dua. Semua bergantung pada penggunanya, apakah menggunakannya untuk hal yang baik atau buruk. Hal yang sama juga berlaku untuk AirTag, yang bisa digunakan untuk stalking orang. Bayangkan, Anda memasukkan AirTag ke dalam kantong celana seseorang, dan Anda bisa melihat ke mana saja orang itu bepergian. Seram, bukan? Untuk mendukung skenario ini, sudah ada yang menjual AirTag dengan speaker yang sudah dicabut.
Tapi, untungnya, Apple sudah memikirkan hal ini… walaupun belum sepenuhnya. Bagi pengguna iOS, jika Anda terdeteksi bergerak dengan AirTag (atau aksesoris lain yang kompatibel dengan Find My) seseorang, Anda akan mendapatkan notifikasi beberapa menit setelah aksesoris tersebut tidak terhubung dengan perangkat pengguna pemiliknya.

Bahkan, situasi ini cukup mengkhawatirkan hingga Apple bahkan membuat sebuah aplikasi Android yang didedikasikan untuk mencari AirTag yang tidak sengaja “mengikuti” Anda yang bernama Tracker Detect. Meskipun aplikasi ini tidak bisa mendeteksi AirTag (dan aksesoris Find My lainnya) secara real-time, setidaknya lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Dengan tekanan dari publik dan pemerintahan, mari berharap Apple akan melakukan sesuatu yang lebih baik.

Untuk sekarang, untuk memproteksi diri Anda, pastikan saja Anda menjaga barang bawaan Anda dengan baik, dan jika Anda masih merasa paranoid, jalankan aplikasi Tracker Detect secara berkala. Aplikasi ini akan mendeteksi perangkat yang sudah terputus dari perangkat pemilik aslinya selama 15 menit atau lebih.

AirTag: Kesimpulan

AirTag, meskipun ia adalah salah satu aksesoris Apple dengan harga yang lebih terjangkau, dia tetaplah aksesoris Apple. Jika Anda adalah pengguna iPhone, dan ingin selalu tahu keberadaan barang-barang bawaan Anda, maka AirTag adalah solusi yang tepat bagi Anda, meskipun tanpa dukungan UWB. Jika tidak, yah, perangkat ini tidak akan banyak berguna.
Oh, dan jika Anda berniat membelinya, belilah yang paket berisi 4 jika memungkinkan. Anda akan lumayan menghemat.
Kelebihan
- Jaringan Find My membuat menemukan perangkat ini sangat mudah, walaupun AirTag sendiri tidak punya Wi-Fi ataupun GPS.
- Build quality kokoh, rating ketahanan air IP67
- Speaker keras, dengan nada yang tidak memalukan
Kekurangan
- Mahal
- Ekosistem tertutup Apple membatasi kemampuan Android untuk menemukan AirTag yang ikut dengan Anda
- Bagian belakang aluminium mudah tergores
- Teknologi Ultra Wideband belum tersedia di Indonesia
Yah, demikianlah ulasan kali ini, Kawan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi Anda. Seperti biasa, jika Anda punya pertanyaan, jangan segan untuk menanyakannya di kolom komentar di bawah. Akhir kata, terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😀
Oh ya, jika Anda berminat untuk membelinya, Anda bisa membelinya lewat tautan di bawah ini. Jika Anda membeli dari tautan ini, maka Penulis akan mendapatkan komisi untuk tetap memelihara situs ini. Terima kasih atas dukungannya! 😀
Beli AirTag 4-pack di Tokopedia