
Do you speak English? Read the translated article here!
Penulis punya iPad Pro 11” generasi ke-3. Kalau Anda belum tahu, itu adalah iPad Pro 11” 2020. Masih belum tahu yang mana juga? Oke, itu adalah iPad Pro 11” dengan chip M1. Haha, Penulis mengerti skema penamaan Apple kadang bisa konyol. Mungkin itulah kenapa mereka memutuskan untuk menggunakan nama chip untuk perangkat yang lebih baru ketimbang urutan generasi.
Ngomong-ngomong, Penulis merasa iPad Pro itu terlalu besar untuk Penulis bawa-bawa, dan Penulis merasa OS-nya terlalu membatasi meskipun chip-nya sangat powerful (lihat saja Mac M1, orang-orang masih mau membelinya meskipun usianya sudah tergolong tua!). Dengan alasan itu, Penulis sudah mengincar iPad Mini cukup lama. Namun, waktu itu, chipset-nya yang sudah menua membuat Penulis ragu (mana mungkin Penulis mau beli perangkat dengan chipset yang sama dengan iPhone 13-nya?). Untungnya, tak lama kemudian, Apple merilis pembaruan, dengan chipset A17 Pro yang (jauh) lebih bertenaga (dan baru!).
Jadi, ya, Penulis sudah menggunakannya selama kurang lebih beberapa bulan, dan ternyata Anda sebenarnya tidak butuh perangkat paling canggih untuk bisa menikmatinya. Izinkan Penulis untuk membagikan pengalamannya. Mohon dimaklumi ya, karena sudah cukup lama sejak terakhir kali Penulis menulis ulasan. Ulasan kali ini tidak akan terlalu bersifat teknis. Penulis akan mencoba fokus pada bagaimana Penulis menggunakannya, dan bagaimana perasaan Penulis tentangnya.
iPad Mini (A17 Pro): Desain dan Paket Penjualan

Sekilas, kotaknya mirip dengan generasi sebelumnya. Anda akan melihat iPad dengan warna pilihan Anda, dengan wallpaper bertuliskan “Mini”. Perbedaannya ada di bagian belakang, di mana Anda akan melihat kali ini namanya iPad Mini (A17 Pro), beserta kapasitas penyimpanan yang Anda pilih. iPad Mini generasi ini dimulai dari 128GB, meningkat hingga 256GB, lalu 512GB. Seperti biasa, pilihan seluler juga tersedia dengan harga premium. Penulis memilih Wi-Fi 256GB karena Penulis mungkin butuh penyimpanan ekstra, dan Penulis tidak butuh seluler. Peningkatan ke seluler selisih harganya jauh sekali…

Oke, mari kita buka kotaknya, dan Anda akan disambut dengan isi berikut:
- iPad Mini (A17 Pro)
- Adaptor Daya 20W
- Kabel USB-C ke USB-C
- Dokumen
Itu saja. Tidak ada stiker. Setidaknya Apple masih cukup baik untuk menyertakan charger di dalam kotak.

Sekarang mari kita angkat iPad Mini-nya. Kesan pertama Penulis terhadap tablet kecil ini adalah ukurannya yang sangat ringkas, sebesar buku catatan. Ukurannya tidak jauh lebih besar dibandingkan iPhone 13 Penulis. Bagi Penulis, sangat mudah untuk memegangnya dengan satu tangan saat Anda sedang membaca atau menonton film.

Oke, mari kita bahas perangkatnya sendiri. Di bagian depan, Anda akan mendapatkan layar IPS LCD 8,3 inci 60Hz (tidak ada ProMotion), beserta kamera depan dan sejumlah sensor. Sayangnya, posisi kameranya masih di posisi portrait di bagian atas, yang berarti jika Anda menggunakan tablet dalam mode landscape, Anda tidak akan ada di tengah. Untungnya, kamera ini mendukung center stage, jadi Anda akan “sedikit” berada di tengah. Tapi tetap saja tidak di tengah pas…
Lanjut, di bagian belakang, ada satu kamera + lampu kilat LED, beserta logo Apple dan branding iPad Mini.

Di sisi kanan, hanya ada tempat magnet untuk Apple Pencil. Beberapa berspekulasi bahwa ini mungkin alasan Apple tidak meletakkan kamera depan dalam mode landscape, karena ruangnya ditempati oleh magnet. Secara pribadi, Penulis tidak percaya karena iPad Pro baru lebih tipis dari ini, dan kameranya tetap diposisikan dalam mode landscape, meskipun ada magnet. Tapi ya sudahlah, suka-suka Apple saja.

Di sisi kiri, tidak ada apa-apa.
Di bagian atas, Anda akan melihat lubang speaker pertama, disertai dengan tombol volume dan tombol daya + TouchID. Ya, tidak adanya FaceID menandakan kita akan mendapatkan TouchID sebagai gantinya. Sepertinya Apple masih menyimpan FaceID untuk model Pro, sama seperti layar ProMotion 120Hz-nya.

Terakhir, di bagian bawah, Anda akan melihat kisi-kisi speaker kedua, yang menghasilkan speaker stereo yang sangat baik, beserta port USB-C untuk pengisian daya dan data. Port ini mendukung kecepatan USB 3.0 (hingga 10Gbps), serta layar eksternal, meskipun terbatas hanya untuk 1 layar pada resolusi 4K.

Secara keseluruhan, baik desain maupun kemasannya terlihat sangat mirip dengan iPad Mini generasi sebelumnya. Jika Anda meletakkannya berdampingan dari depan, Penulis cukup yakin Penulis tidak akan bisa membedakannya.
iPad Mini (A17 Pro): Layar dan Performa
Layar pada iPad Mini A17 Pro tidak berubah dari generasi sebelumnya. Masih sama, layar LCD 8,3 inci 60Hz. Layarnya tetap tajam dengan warna akurat seperti layar Apple lainnya, mendukung P3 Wide Color dan True Tone. Sepertinya kita harus menunggu lebih lama sampai Apple menghadirkan layar 120Hz ke perangkat non-Pro, apalagi OLED.
Bicara soal layar, ada banyak laporan mengenai masalah yang disebut Jelly Scrolling pada iPad Mini generasi sebelumnya. Singkatnya, ini seperti screen tearing saat Anda menggulir layar, seolah-olah ada jeda saat me-render frame. Penulis bisa melihatnya saat mencoba generasi sebelumnya di toko, tapi untungnya, Penulis belum melihatnya di unit A17 Pro Penulis. Entah itu sudah berkurang secara signifikan, atau lebih baik lagi, sudah diperbaiki sepenuhnya.
Untuk performa, kita mendapatkan peningkatan 2 generasi, dari A15 ke A17 Pro. A15 pertama kali digunakan di iPhone 13, jadi memang sudah waktunya untuk upgrade. Sayangnya, A17 Pro yang digunakan di iPad Mini kurang bertenaga dibandingkan varian yang dipakai di seri iPhone 15 Pro tahun lalu. Yang men-tenagai iPhone memiliki GPU 6-core, sedangkan iPad “hanya” memiliki GPU 5-core. Jumlah core CPU tetap sama. Secara teori, ini seharusnya memengaruhi performa grafis, tapi mari kita lihat angkanya.



Berdasarkan hasil perbandingan dari 3DMark, sepertinya kekurangan 1 core GPU tidak terlalu memengaruhi performa secara signifikan. Dan memang, Penulis belum merasakan adanya lag atau stutter yang kentara saat menggunakan iPad Mini. Tambahan RAM 8GB juga membantu dalam multitasking, yang berarti lebih sedikit waktu yang dihabiskan aplikasi untuk memuat dari awal.

Selanjutnya, mari kita lihat lebih dalam pengalaman penggunanya!
iPad Mini (A17 Pro): Pengalaman Pengguna
Penggunaan Sehari-hari
Penulis telah menggunakan iPad Mini terutama untuk konsumsi konten dan menulis catatan. Tidak ada lag yang terasa saat membuka atau berganti aplikasi. Bahkan saat menulis dengan Apple Pencil, Penulis tidak merasakan adanya lag meskipun refresh rate-nya “hanya” 60Hz. Singkatnya, menggunakan iPad Mini sangat menyenangkan.

Tapi tidak semuanya indah. Meskipun ukurannya yang ringkas sempurna untuk membaca dan mencatat, rasanya kurang memuaskan saat Anda menonton film. Penulis merasa jauh kurang menyenangkan dibandingkan dengan iPad Pro M1 11 inci Penulis yang lama.

Keluhan kedua Penulis adalah posisi kamera depan. Posisinya dalam mode portrait, yang berarti ketika Anda menggunakannya dalam mode landscape (misalnya untuk panggilan video, bagi kebanyakan orang), kamera akan berada di samping, jadi Anda tidak akan berada di tengah layar. Center Stage sedikit membantu, meskipun Anda tetap terlihat ke samping. Kualitasnya sih tidak ada masalah.
Keluhan ketiga Penulis adalah TouchID, walaupun Anda bisa juga menganggap ini sebagai nitpicking. Setelah terbiasa dengan FaceID, kembali ke TouchID terasa seperti… mundur? Meskipun posisi sensor di tombol power sudah pas (beberapa ponsel Android juga melakukan ini), Penulis merasa sensornya tidak seandal yang ada di Mac. Sensornya cenderung menolak jari Penulis ketika jari sedikit basah atau berkeringat. Penulis berharap Apple bisa memberikan FaceID saja. Selain itu, ketika Anda menggunakan iPad Mini dalam mode portrait, prompt TouchID akan menutupi indikator baterai. Ini akan hilang baik ketika Anda menggunakan posisi lain, sih. Penulis merasa ini hanyalah kesalahan UI dari pihak Apple.


Apple Intelligence
Selain peningkatan spesifikasi, Apple menggembar-gemborkan iPad Mini terbaru “Dibuat untuk Apple Intelligence”. Sejujurnya, setelah mencobanya di iPad Pro lama Penulis, Penulis masih merasa, hingga hari ini, bahwa Apple Intelligence tidak begitu berguna. Penulis mungkin bias, sih, tapi izinkan Penulis melakukan pembelaan.
Pertama, mari kita bahas Genmoji. Penulis jarang menggunakan emoji selain yang ini: 😂🤣😑😏🙃 (atau mungkin Penulis sudah tua, haha). Membuat emoji baru tidak memberikan banyak nilai tambah bagi Penulis. Selain itu, emoji ini diperlakukan sebagai gambar saat Anda mengirimkannya ke orang lain, jadi kemungkinan akan menggunakan lebih banyak penyimpanan.
Selanjutnya, Image Generation. Penulis hanya akan bilang bahwa pembuatan gambar AI masih jauh, jauh dari sempurna. Artefak yang tidak diinginkan (jari tambahan, proporsi aneh, dll.) masih mendominasi, dan bahkan jika model yang lebih baru dapat membantu mencegah ini, Anda perlu menyempurnakan gambar dengan bereksperimen dengan pengaturan model dan prompt-nya. Sekarang, jangankan kualitas gambar yang dihasilkan, cara Apple mengemasnya juga… aneh. Anda akan mendapatkan aplikasi baru bernama “Image Playground”, yang ikonnya yah… kurang pas. Anda pasti akan menyadarinya, dan Penulis yakin awalnya Anda pasti tidak akan mengira itu adalah aplikasi bawaan. Ya sudahlah, kita sudahi sampai di situ saja.

Itu adalah fitur-fitur yang bahkan tidak Penulis coba. Sekarang, mari kita beralih ke sisi yang lebih cerah. Apple Intelligence menyertakan sesuatu yang disebut “Writing Tools”. Meskipun Penulis tidak sepenuhnya percaya AI untuk mengurus tulisan Penulis (dan Anda juga seharusnya begitu!), Writing Tools sangat membantu saat Anda perlu melakukan proofreading dalam bahasa yang didukung (sayangnya belum ada Bahasa Indonesia). Jika Anda ingin berkreasi, Anda bisa menyuruhnya untuk menulis ulang paragraf Anda dalam berbagai aliran.

Yang lainnya adalah Notification Summary, yang meringkas beberapa notifikasi dalam suatu aplikasi. Meskipun ada beberapa cerita lucu tentangnya yang berhalusinasi saat membuat ringkasan, terkadang fitur ini cukup berguna. Coba saja untuk tidak memiliki ekspektasi berlebih, ya?

Penulis sangat berharap Apple dapat meningkatkan fitur AI mereka tahun ini. Saat ini, kondisinya menyedihkan, terutama jika dibandingkan dengan Android. Penulis mengerti pendirian Apple tentang privasi, tetapi pada titik ini, hal itu merugikan mereka. Mereka bahkan dituntut karena iklan palsu (iPhone 16 adalah iPhone yang dibuat untuk AI, tetapi AI-nya belum ada).
Kamera
Penulis termasuk golongan orang yang bertanya, “Siapa sih yang mengambil foto pakai tablet?”. Walaupun agak awkward, kamera 12MP iPad Mini masih bisa diandalkan untuk mengambil foto yang lumayan. Sekali lagi, tolong atur ekspektasi Anda.







Untuk kamera selfie, yah, seperti yang Penulis sebutkan sebelumnya, posisinya dalam mode potret, yang berarti jika Anda melakukan rapat dalam mode lanskap, Anda akan berada di luar tengah. Rumor di internet mengatakan bahwa Apple tidak bisa memindahkan kamera ke samping karena magnet Apple Pencil, tapi serius, Penulis tidak percaya itu. Entah mereka mencoba menghemat uang dengan menggunakan kembali komponen dari Mini generasi sebelumnya, atau mereka telah melakukan riset bahwa kebanyakan orang menggunakan iPad Mini dalam mode potret.
iPad Mini (A17 Pro): Kesimpulan

Oke, jadi, setelah menggunakan perangkat ini selama hampir 4 bulan, Penulis merasa ada beberapa trade-off yang jelas di sini. iPad Mini lebih mirip buku catatan pendamping daripada perangkat konsumsi media / “pengganti komputer” (jika pekerjaan Anda bisa dilakukan di iPad), meskipun layar dan speaker-nya tergolong sangat baik. Layar yang lebih kecil pasti akan membuat Anda menginginkan lebih, tetapi jika Anda mencari perangkat ringkas yang dapat dengan mudah Anda bawa ke mana saja untuk membaca dan mencatat (dan mungkin untuk pekerjaan ringan), iPad Mini generasi terbaru pasti akan memenuhinya.
Apakah Penulis ingin kembali ke iPad Pro M1 11 inci Penulis yang lama? Hm, meskipun menginginkan layar yang lebih besar untuk menonton film, Penulis rasa Penulis akan tetap menggunakan iPad Mini untuk sementara waktu, lalu mungkin upgrade setidaknya ke iPad Pro M4. Perangkat-perangkat itu sangat tipis dan ringan, tapi ampun, harganya juga mahal banget!
Kelebihan
- Tablet bertenaga berukuran ringkas. Tidak ada pesaing bahkan di ranah Android… sejauh ini.
- Mendukung Apple Intelligence, jika Anda menggunakannya.
Kekurangan
- Pelit ciri khas Apple:
- Layar 60Hz
- Harga Upgrade yang luar biasa mahal
- TouchID. Ayolah Apple!
- Kamera selfie dengan orientasi portrait terasa canggung ketika melakukan video call di tablet.
Yah, Penulis rasa itu saja untuk saat ini, kawan! Penulis harap ulasan ini bisa bermanfaat bagi Anda, terutama jika Anda sedang bimbang untuk membeli iPad Mini seperti Penulis dulu. Seperti biasa, jika Anda punya pertanyaan, jangan ragu untuk menanyakannya di bawah. Akhir kata, terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😁