
Do you speak English? Read the translated article here!
Ketika bekerja dari rumah, Penulis merasa MacBook Pro 13″ 2018 yang dipinjamkan oleh kantor tidak cukup kuat untuk pekerjaannya. Pekerjaan Penulis adalah melakukan pengembangan aplikasi dengan React Native (dengan ribuan unit test, yang sangat, sangat, menguji performa CPU mobile laptop tersebut), dan terkadang melakukan pengembangan backend juga. Untuk mengakali CPU quad-core mobile yang tidak terlalu kuat dan temperatur yang sangat panas, Penulis membutuhkan sumber daya tambahan. Karena Penulis belum mampu membeli Mac Mini, Penulis mencari alternatif yang lebih terjangkau. Meskipun alternatif tersebut punya beberapa kekurangan, setidaknya masih memenuhi kebutuhan Penulis.
Yang Penulis butuhkan berikutnya adalah ruang meja yang cukup lebar untuk menampung layar, keyboard, mouse, dan laptop. Penulis tidak ingin membeli meja baru, karena menukar meja akan sangat merepotkan. Sayangnya, keyboard full-size Penulis memakan terlalu banyak ruang, dan agar meja Penulis bisa menampung ketiga hal tersebut, Penulis butuh keyboard baru, dengan layout TKL, karena Penulis tidak terlalu membutuhkan numpad.
Awalnya, Penulis mempertimbangkan Magic Keyboard milik Apple. Nirkabel, compact, dan mendukung macOS. Bagus, bukan? Kemudian, Penulis melihat harganya. Untuk harga segitu, Penulis bisa membeli sebuah Logitech G512, keyboard yang sedang Penulis gunakan saat ini. Yah, itulah harga Apple. Jadi, Penulis mulai mencari alternatif lain.

Perkenalkan, Keychron K8 Wireless Mechanical Keyboard. Keyboard ini dibahas di banyak channel YouTube, dan kebanyakan juga memberikan review yang positif, terutama di kualitasnya dan desainnya yang compact. Keyboard ini mekanik, lebih terjangkau dari milik Apple, dan punya banyak review positif. Setelah melihat beberapa review secara online, Penulis akhirnya memutuskan untuk membelinya… dan telah menggunakannya selama setidaknya 2 minggu. Jadi, saatnya membuat konten review!
Keychron K8: Desain dan Paket Penjualan
Meskipun ada model dengan pencahayaan RGB, Keychron sepertinya tidak memasarkan perangkat ini untuk kalangan gamer. Perangkat ini lebih ditujukan untuk produktivitas, dan ini ditunjukkan dari desain dusnya, yang tidak memiliki ciri khas GAMING seperti beberapa merek terkemuka. Yah, apapun itu, Penulis suka dengan desain dus hitamnya yang sederhana dan bersih.

Buka, dan Anda akan senang dengan isinya. Di sana ada keyboard-nya, dengan bagian atasnya ditutupi plastik transparan yang keras, dibungkus dengan plastik doff halus. Plastik kerasnya mencegah keyboard untuk ditekan-tekan. Sepertinya Penulis akan menyimpan plastik keras ini, karena berguna untuk melindungi keyboard ini ketika dibawa bepergian.

Berikutnya, Anda akan mendapatkan kabel USB A-ke-C untuk data dan pengisian daya, 5 keycap tambahan: 1 untuk Escape, dan 2 pasang key Windows dan Alt untuk Windows, keycap puller metalik, dan switch puller. Oh, tentu saja ada juga manual, kartu garansi, dan beberapa kertas lainnya. Wow, bahkan Razer Blackwidow V2 Penulis yang lebih mahal saja isi paketnya tidak sebanyak ini.

Oke, mari kita lihat keyboard-nya. Sifatnya yang mekanik dan terbuat dari aluminium membuat Keychron K8 ini tebal. Jika Anda mencari keyboard yang kecil dan ringan, maka ini jelas tidak masuk kriteria Anda.
Di bagian bawah, ada fitur yang cukup menarik. Keyboard ini memiliki stand dengan dua kemiringan yang berbeda. Ini artinya, Anda punya lebih banyak pilihan kemiringan ketika menggunakan perangkat ini, tergantung dari posisi duduk Anda. Menurut sepengetahuan Penulis, tidak banyak keyboard di luar sana yang punya fitur ini.

Di sisi kiri, adalah di mana Anda menemukan semua saklar yang ada. Dari kiri ke kanan, terdapat port USB-C untuk mode kabel dan pengisian daya. Di tengah, ada saklar untuk OS, jadi Anda bisa mengganti mode dari macOS / iOS dan Windows / Android. Terakhir, ada saklar untuk mode. Anda bisa beralih ke Bluetooth, mati, atau Kabel.

Untuk keycap-nya sendiri, rasanya halus dan finishing-nya cukup memuaskan untuk dibuat mengetik. Secara bawaan, Keychron K8 menggunakan layout macOS, dengan tombol Command dan Option di tempat biasa. Tentu saja, karena mereka memberikan Anda keycap puller dan keycap tambahan untuk Windows, Anda bisa menggantinya sesuka hati Anda. Satu hal lagi, Keychron K8 juga mendukung shortcut macOS di function row seperti kontrol media dan tingkat kecerahan layar. Kita akan membahas tentang switch keyboard-nya sendiri di bagian berikutnya.


Kesimpulannya, di rentang harga ini, mereka memberikan cukup banyak aksesoris tambahan. Penulis paling suka dengan keycap puller dan keycap tambahan, karena Penulis cukup sering beralih dari Windows ke macOS, dan sebaliknya.
Keychron K8: Pengalaman Penggunaan
Pairing
Keychron K8 menggunakan Bluetooth 5.1 untuk koneksi tanpa kabel. Penulis sudah mencoba menghubungkannya dengan komputer Penulis dengan dongle Bluetooth 4.1, dan tidak menemukan masalah apapun. Koneksinya bagus, dan Penulis hanya mengalami sedikit lag dan koneksi yang drop. Menurut Penulis, beberapa masalah ini masih bisa dimaklumi, karena Bluetooth lebih rentan terhadap masalah koneksi dibandingkan dengan wireless dongle sendiri seperti protokol Lightspeed Wireless milik Logitech.
Proses pairing-nya mudah. Yang Penulis perlu lakukan hanya menahan tombol Fn dan angka 1, 2, atau 3. Kemudian lampu LED biru Bluetooth akan berkedip, menandakan kalau Keychron K8 sedang dalam mode pairing. Hubungkan dengan perangkat Anda. Begitu proses pairing selesai, perangkat Anda akan disimpan dalam nomor tersebut. Keychron K8 dapat dihubungkan dengan 3 perangkat sekaligus, tapi hanya bisa digunakan pada 1 perangkat di 1 waktu. Untuk beralih ke perangkat lain, cukup ketikkan Fn + angka. Proses switching-nya cukup cepat, hanya butuh waktu sekitar 1 detik saja.

Jika Anda perlu mengganti perangkat yang tersimpan, cukup lakukan pairing ulang di angka yang Anda inginkan, dan perangkat tersebut akan tersimpan secara otomatis.
Saklar Samping
Ditujukan untuk produktivitas, tidak mengagetkan kalau Keychron K8 mendukung layout macOS dan Windows. Ketika saklar OS digeser ke Windows, tombol Command akan menjadi tombol ALT, dan sebaliknya. Jika Anda belum tahu, beberapa shortcut juga berjalan di Android / iOS, seperti CTRL+C atau CMD+C.
Lalu ada juga saklar untuk mode, yang mengijinkan Anda untuk berpindah dari Bluetooth, kabel, atau mematikan keyboard. Nama mode-nya sudah cukup menjelaskan, jadi Penulis tidak perlu menjelaskannya lebih lanjut, bukan?
Sedangkan untuk kualitas saklarnya, yah… Ketika Anda menggeser saklar, Anda akan berharap untuk mendengar suara “Klik!”, untuk memastikan saklarnya sudah tergeser, bukan? Sayangnya, Penulis tidak menemukan suara itu di sini. Penulis tidak tahu apakah Penulis sudah pindah ke mode mati, Bluetooth, atau kabel tanpa melihatnya. Bukan masalah besar memang, tapi cukup mengesalkan.
Tombol and Backlight
Walau Penulis tidak masalah dengan pencahayaan RGB, Penulis kadang merasa menyesal, dan seharusnya memilih model dengan backlight putih. Menagapa, karena Penulis merasa RGB tidak terlalu berguna. Mungkin terlihat cantik, benar, dengan beberapa trik pencahayaan… Tapi pada akhirnya, ya itu, tidak terlalu berguna, karena Keychron K8 tidak difokuskan untuk sektor gaming dan tidak ada dukungan software untuk mengatur warnanya. Selain itu, pencahayaan RGB-nya sendiri seharga Rp100.000, atau Rp300.000 jika Anda memilih opsi bahan aluminium untuk casing-nya. Sayangnya, untuk saat ini tidak ada pilihan backlight putih dengan casing aluminium.

Sekarang, mari kita bahas tombolnya. Keychron bekerjasama dengan Gateron untuk switch mekaniknya. Model yang Penulis beli memiliki switch berwarna biru, karena Penulis menyukai karakteristiknya yang tactile dan clicky. Sebagai referensi, Penulis sudah menggunakan green switch milik Razer (setara dengan blue switch) dan blue switch GX milik Logitech. Dibandingkan dengan 2 switch tadi, switch milik Gateron terasa lebih… kenyal, dan memiliki key travel yang lebih dalam. Tidak butuh waktu lama agar Penulis terbiasa dengan keyboard ini.
Daya Tahan Baterai
Keychron K8 dilengkapi dengan baterai berkapasitas 4.000 mAh, yang diterjemahkan menjadi 72 jam penggunaan dengan pencahayaan RGB menyala, dan sepanjang pengalaman Penulis, ekspektasi ini masuk akal. Secara default, setelah tidak digunakan selama 10 menit, Keychron K8 akan otomatis masuk ke mode sleep, dan akan aktif kembali secara (hampir) instan setelah Anda mulai mengetik. Tentu saja, Anda bisa mematikan fitur ini dengan menahan Fn + S + O selama 4 detik.
Jika Anda lupa mengisi daya keyboard ini, Keychron K8 juga dilengkapi dengan mode kabel, dengan menyambungkan keyboard ini ke perangkat Anda dengan kabel yang diberikan, sambil mengisi dayanya.
Oh ya, dan apakah Penulis sudah menuliskan bahwa Keychron K8 menggunakan USB-C? Bagi Penulis, yang sedang mencoba berganti secara penuh ke USB-C, ini adalah berita yang sangat, sangat baik. Sekarang Penulis bisa membawa hanya 1 kabel saja untuk kebanyakan perangkat Penulis! (Terima kasih, Apple…)
Sayangnya, komplain kecil lain dari Penulis dengan Keychron K8 ini adalah Anda tidak bisa mengetahui berapa persen baterainya sekarang. Ya, Anda mungkin bisa melihatnya di beberapa OS, tapi Penulis sampai saat ini belum menemukan shortcut untuk melihatnya secara langsung di keyboard ini. Lampu LED untuk daya hanya mendukung 2 warna: hijau jika penuh, merah jika tidak.
Keychron K8: Kesimpulan

Tidak banyak yang bisa dikeluhkan dari Keychron K8 Wireless Mechanical Keyboard. Desainnya compact, bisa diandalkan, dan harganya terjangkau, dengan beberapa fitur ekstra seperti stand dengan 2 tingkat kemiringan, switch dan key yang bisa diganti, dan mode OS yang berbeda. Penulis sangat menyukainya hingga sebagian besar porsi review ini ditulis dengan keyboard ini.
KELEBIHAN
- Menggunakan USB-C untuk pengisian daya dan mode kabel.
- Harga terjangkau
- Daya tahan baterai lama
- Compact, meskipun tebal dan cukup berat.
KEKURANGAN
- Saklar samping tidak ada suara “KLIK!”
- Tidak ada shortcut untuk melihat sisa baterai
- Pencahayaan RGB tidak terlalu berguna…
Jadi, inilah kesimpulannya: Jika Anda butuh keyboard mekanik tambahan untuk bepergian, atau kerja, Penulis akan senang merekomendasikan keyboard ini kepada Anda… meskipun Penulis akan menyarankan untuk mendapatkan model dengan pencahayaan berwarna putih. Penulis rasa, tidak perlu mengeluarkan tambahan Rp100.000 untuk pencahayaan RGB saja, kecuali Anda menginginkan casing berbahan aluminium.
Yah, demikianlah artikel ini, Kawan. Penulis harap review ini bermanfaat, dan seperti biasa, Penulis terbuka dengan pertanyaan dan saran, karena ini adalah review pertama Penulis setelah waktu yang cukup lama. Akhirnya, terima kasih telah mampir, dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Tetap jaga keamanan dan kesehatan! 😀