Do you speak English? Read the translated article here!
Pocophone, tidak diragukan lagi, adalah ponsel paling menarik di tahun 2018. Jangan salah, memang ada banyak perangkat unik sepanjang tahun ini seperti Vivo NEX, Oppo Find X, dll. Tapi, Pocophone F1, menurut Penulis, adalah ponsel yang paling banyak menarik perhatian. Oke, desainnya mungkin bukan yang paling inovatif, melainkan di sisi harganya.
Untungnya, Penulis berkesempatan untuk mencobanya selama kurang lebih sebulan. Kesan pertama yang didapat adalah ponsel ini bisa jadi angin segar di pasar smartphone yang semakin mahal. Apakah kesan ini benar? Ayo simak ulasannya!
Desain dan Paket Penjualan
Dari kotaknya saja, Anda bisa melihat bahwa Xiaomi adalah perusahaan di balik merek Pocophone ini, dan tiba-tiba harganya yang agresif jadi masuk akal. Balik kotaknya, dan Anda akan tahu kalau ponsel ini menawarkan banyak hal dengan harga yang diminta. Jangan khawatir, kita akan bahas semuanya nanti.
Buka kotaknya, dan Anda akan disambut dengan paket yang hampir lengkap:
- Ponsel
- Kabel USB-A ke USB-C
- Adapter QuickCharge 3.0
- Jelly case transparan
- Jarum pembuka SIM
- Kartu garansi dan panduan cepat
Anda tidak mendapat headset, tapi hal ini sudah biasa untuk perangkat Xiaomi. Bahkan ponsel flagship mereka tidak memberikan headset.
Ponsel yang akan kita ulas berwarna steel blue. Cukup menyegarkan melihat bermacam-macam warna ponsel baru selain hitam, putih, dan emas.
Ponsel ini menganut desain full-screen (Penulis menolak menyebutnya bezel-less) dengan poni dan dagu. Bukan desain yang paling cantik, tapi berguna. Poninya menyimpan kamera inframerah, kamera depan, earpiece/speaker ke dua, sensor jarak dan cahaya sekitar. Ada juga lampu notifikasi LED kecil di bawah layar.
Penutup belakang terbuat dari plastik polikarbonat. beberapa tahun lalu, bahan ini dianggap murahan, tapi jujur, setelah memegang beberapa ponsel dengan bagian belakang kaca yang licin, Penulis merasa bahan plastik ini oke-oke saja. Bisa saja mereka menggunakan metal, tapi dengan harga yang diminta, Penulis rasa plastik sudah oke. Setidaknya mereka tidak menggunakan plastik licin murahan yang digunakan oleh Samsung pada ponsel-ponsel flagship generasi awal mereka…
Oke, cukup dengan bahannya. Pada bagian belakang terletak dua kamera yang ditemani dengan lampu LED dual-tone, dan sensor sidik jari berbentuk lingkaran.
Pada bagian bawah, seperti biasa, terdapat speaker ke dua dan port USB-C. Ya, ada 2 lubang speaker, tapi seperti ponsel lain dengan desain mirip, lubang satunya digunakan untuk mikrofon.
Pada bagian atas terdapat jack headphone 3.5mm yang sudah semakin langka dan mikrofon ke dua.
Semua tombol terdapat pada bagian kanan: pengatur volume, dan tombol daya/tidur.
Akhirnya, pada bagian kiri terdapat tempat untuk tray SIM. Ya, meskipun Pocophone mendukung penyimpanan eksternal, Anda harus memilih antara kartu SIM ke dua atau penyimpanan eksternal. Pocophone hanya mendukung kartu SIM berbentuk nano.
Yah, pada pandangan pertama, desain Pocophone F1 mungkin tidak menarik perhatian, tapi fungsional. Anda akan mendapatkan semua yang Anda butuhkan dari dalam kotaknya.
Layar
Mari mulai dengan aspek pertama dan terutama: layar. Pocophone dipersenjatai dengan layar IPS LCD terang beresolusi FHD+ (2246×1080) dan berukuran 6,18 inci.
Mempunyai poni berarti ruang notifikasi Anda akan dibatasi. Sepengetahuan Penulis, tidak ada cara untuk menyembunyikan poninya, untuk sekarang. Tapi, ada sesuatu yang mengganggu Penulis: Lengkung bagian kiri dan kanan atas layar tidak terlihat sama. Entahlah, coba lihat gambar di bawah ini. Penulis tahu ini terlihat sepele, tapi sedikit mengganggu.
Di luar itu, layar LCD ini terlihat baik. Anda harus terbiasa dengan poninya tapi jangan khawatir, Anda juga akan terbiasa nantinya.
Performa
Pocophone dilengkapi dengan Snapdragon 845. Ya, Tuan-tuan, chipset yang digunakan oleh banyak ponsel flagship seperti Google Pixel 3 (XL), LG G7, Galaxy S9(+), Galaxy Note 9, OnePlus 6T, dll. Jadi, performanya tentu saja luar biasa.
Ponsel Penulis baru-baru ini mendapat pembaruan ke Android Pie (kerja bagus, mari kita lihat berapa lama mereka bisa memberikan pembaruan tepat waktu!), dan pembaruan ini sepertinya semakin memperbaiki performa ponsel ini.
Bagi mereka yang tidak peduli dengan benchmark, pengalaman menggunakan ponsel ini di dunia nyata juga mengesankan. Penulis belum menemukan lag atau delay sepanjang menggunakannya.
Di luar CPU, ponsel Penulis adalah varian 6/128, artinya punya RAM 6GB dan 128GB penyimpanan UFS2.1, yang artinya proses pemindahan file dan performa penyimpanan seharusnya dapat dilakukan dengan cepat.
Melakukan factory reset setelah pembaruan Pie menunjukkan bahwa Pocophone, ketika idle, memakan kurang lebih RAM 1,7GB dan penyimpanan 10,69GB. Anda akan mendapat ruang yang cukup untuk multitasking dan meng-install banyak aplikasi.
Kemudian ada juga teknologi yang diberi nama LiquidCool, yang pada dasarnya memasangkan vapor chamber tembaga berukuran besar di dalam ponsel Anda. Realitanya, kepingan tembaga ini cukup membantu menstabilkan suhu ponsel Anda. Penulis memainkan game 3D, Antutu Benchmark, dan ponselnya hanya terasa hangat, belum panas.
Lagi, Pocophone F1 ternyata dilengkapi dengan speaker stereo. Satu speaker terdapat pada earpiece, dan lainnya ada pada bagian bawah ponsel. Meskipun stereo, volume tiap speaker tidaklah sama, meskipun pemisahan suaranya terdengar jelas.
Baterai
Kemudian inilah poin penting lain dari ponsel terjangkau ini: baterai. Baterai berukuran 4.000mAh Pocophone mampu menemani Penulis sepanjang hari. Kalaupun tidak cukup, adaptor yang disertakan mendukung QuickCharge 3.0, yang juga didukung ponsel ini. Jauh lebih baik dibandingkan merek sebelah yang menyuruh Anda membeli charger cepat Anda sendiri…
Pada kenyataannya, QuickCharge 3.0 mampu menghantarkan arus sebesar kurang lebih 2,7A pada tegangan 4V. Angka ini bisa saja berubah tergantung dari listrik di tempat Anda, tapi intinya cuma satu: Cepat.
Kamera
Pocophone F1 memiliki kamera ganda yang ditempatkan di belakang: 12MP f/1.9 Dual Pixel dan 5MP f/2.0. Sensor ke dua nya bukan untuk telefoto, melainkan sensor kedalaman untuk efek blur. Bagi Anda yang belum tahu, autofokus Dual Pixel membuat fokus otomatis terhadap objek lebih cepat dan akurat, jauh lebih cepat ketimbang Phase Detection Auto Focus (PDAF). Kedua kamera tidak memiliki OIS.
Silahkan menilai kualitas kameranya sendiri. Berikut adalah beberapa contoh gambar yang diambil dengan kamera belakang Pocophone F1:
Dan berikut beberapa contoh dalam kondisi minim cahaya:
Untuk kamera depan, sensor yang digunakan beresolusi 20MP dilengkapi dengan inframerah untuk kemampuan face unlock di kegelapan. Seperti kebanyakan kamera depan lainnya, kamera ini tidak memiliki fokus otomatis.
Kesimpulan
Pocophone F1 memang ponsel yang ditujukan bagi mereka yang ingin performa terbaik dengan harga serendah mungkin, dan Penulis kira ponsel ini berhasil. Xiaomi berhasil mengorbankan aspek-aspek yang tidak begitu penting. Dengan mulai dari Rp4.600.000,00, Anda bisa mendapatkan sebuah smartphone dengan spek flagship, sistem pendingin yang bagus… dan oke untuk aspek yang lainnya.
Jadi ya, jika Anda sedang mencari ponsel berperforma tinggi, tapi tidak ingin membayar terlalu mahal, maka ponsel ini cocok untuk Anda. Pastikan saja Anda tahu akan ada beberapa hal yang akan dikorbankan.
Kelebihan
- Harga terjangkau dengan spesifikasi flagship
- USB-C dengan QuickCharge 3.0
- Sistem pendingin yang bagus
Kekurangan
- Stereo speaker tidak seimbang
Demikianlah ulasan ini, Kawan-kawan. Penulis sedang menyusun format ulasan baru, karena sudah cukup lama sejak Penulis menuliskan ulasan terakhirnya. Seperti biasa, jika Anda punya pertanyaan, Penulis akan berusaha menjawabnya sebisa mungkin, karena waktu Penulis dengan ponsel ini terbatas. Akhir kata, terima kasih telah berkunjung dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Selamat berlibur! 😀