Do you speak English? Read the translated article here!
Istilah “ponsel gaming” mulai muncul 3 tahun lalu, dibarengi dengan banyak sub-brand dari merek-merek besar seperti Black Shark (Xiaomi), iQOO (grup BBK: OnePlus, VIVO, OPPO), Red Magic (Nubia), dan ROG (ASUS). Perusahaan-perusahaan ini bersaing untuk memasukkan SoC tercepat yang pernah ada dan melengkapinya dengan ide-ide gila untuk menyempurnakan thermal dan pengalaman gaming. Bahkan, beberapa merek membuat aksesoris sendiri untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Awalnya, Penulis tidak menghiraukan ide itu, karena mereka kerap mengorbankan beberapa hal yang mungkin diperlukan oleh para pengguna ponsel biasa demi kecepatan (kamera, water resistance), dan terkadang, desain yang mereka gunakan terlalu… berani.
Namun, ketika Penulis menggemari Genshin Impact, sebuah game RPG dari Mihoyo, Penulis mulai tertarik dengan konsep tersebut. Hanya dengan alasan itu, Penulis memutuskan untuk menukar Samsung Galaxy A71-nya dengan ROG Phone III. Setelah menggunakan ponsel gaming tersebut selama beberapa bulan, Penulis akhirnya mulai menerima konsep tersebut. Jika Anda melihat dari sisi tertentu, ponsel gaming tidak terlalu buruk, jika Anda tahu apa yang Anda dapatkan. Dalam beberapa kasus, ponsel-ponsel ini bahkan lebih murah dari ponsel flagship kebanyakan, dengan performa yang lebih baik, dan beberapa fitur yang dipangkas.
Jadi, setelah beberapa bulan dengan ROG Phone III, dan sedikit riset tentang beberapa ponsel gaming lain, Penulis ingin memberikan beberapa pendapatnya tentang genre ponsel gaming secara keseluruhan.
Fitur Tambahan yang Unik
Ponsel gaming itu aneh. Itulah faktanya. Tidak ada ponsel lain yang terlihat setajam dan seaneh ponsel gaming. Tidak ada ponsel lain yang punya aksesoris yang bisa dilepas-pasang (setidaknya sudah tidak ada lagi…) seperti ponsel gaming. Itulah beberapa hal yang membuat ponsel gaming unik.
Untuk spesifikasi, ponsel gaming juga dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan yang tidak dimiliki ponsel lain, seperti:
- Tombol haptic ultrasonik, yang mirip seperti tombol L / R di konsol. Fitur ini sangat-sangat berguna ketika Anda memainkan game MOBA, RPG, atau FPS.
- Layar dengan refresh rate tinggi, meskipun fitur ini sudah mulai diadopsi di pasar secara masal.
- Touch sampling rate yang tinggi, untuk meminimalisir touch delay. Fitur ini sangat penting di segmen gaming kompetitif.
- Aplikasi kustomisasi yang powerful, seperti Armoury Crate milik ROG Phone.
- Metode pendinginan yang unik. Beberapa merek menggunakan pendingin pasif seperti lapisan tembaga yang lebar, thermal paste, atau vapor chamber, sementara merek lain bahkan memasukkan kipas kecil di dalam ponselnya.
- Baterai besar untuk mendukung sesi gaming yang panjang. Kebanyakan ponsel gaming memiliki baterai dengan kapasitas 4.000mAh atau lebih.
Beberapa ponsel gaming high-end juga memiliki respon haptic yang bagus dan speaker stereo yang kencang.
ASUS bahkan punya sederet aksesoris tambahan untuk melengkapi ROG Phone, mulai dari cooling fan eksternal hingga dual-screen dock yang gila. Sayangnya, aksesoris ini harganya cukup tinggi…
Ponsel Gaming Dirancang untuk Performa Tinggi
Seperti bermain di PC dan konsol, untuk menghasilkan pengalaman bermain terbaik, Anda butuh tenaga. Itulah satu hal dimana ponsel gaming bersinar. Semua ponsel gaming punya SoC terkuat pada saat peluncurannya. Sebagai tambahan, tenaga menghasilkan panas, dan panas menghambat tenaga, jadi sistem pendingin yang baik menjadi sebuah keharusan.
Oke, sekarang katakanlah Anda sudah bisa memecahkan masalah di atas, dan ponsel Anda mampu menjalankan game yang sudah dioptimasi secepat 120fps. Tentu tidak akan terlihat bagus di layar dengan kualitas rendah, atau dengan refresh rate yang rendah, bukan?
Dan akhirnya, tenaga yang besar membutuhkan daya yang besar pula. Itulah mengapa sekarang sudah ada power supply dengan daya 1.000W untuk VGA RTX3080 terbaru milik NVidia (Penulis kira 800W sudah sangat besar, namun ternyata Penulis salah…). Prinsip yang sama juga berlaku pada mobile gaming. Anda akan membutuhkan banyak daya baterai untuk menemani sesi mobile gaming panjang Anda… dan throttling untuk menghemat daya baterai sudah jelas bukan sebuah pilihan.
Sudah bisa menebak arah pembahasan ini? Itulah mengapa kebanyakan materi promosi ponsel gaming difokuskan pada area-area berikut:
- SoC
- Sistem pendingin
- Layar
- Baterai
Kemungkinan Pemangkasan Fitur
Oke, sekarang kita tahu bahwa ponsel gaming punya fitur-fitur tambahan yang unik, dan didesain untuk memberikan performa terbaik. Namun, bagaimana caranya beberapa model bisa dijual dengan harga terjangkau? Tentu saja, dengan memangkas beberapa fitur.
Beberapa fitur ini mungkin termasuk, dan tidak terbatas pada, water resistance, pembaruan software, dan hal-hal lain yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan oleh gamer dan konsumsi media, seperti kamera. Banyak ponsel gaming yang punya kamera yang “cukup”, atau bahkan lebih buruk, yang tidak bisa diterima untuk kelas harganya, jika tidak ditukar dengan spesifikasi dan performa yang tinggi.
Di ROG Phone III, pemangkasan fitur yang paling terlihat ada pada water resistance dan sensor sidik jari. Meskipun sudah di bawah layar, sensor sidik jari yang digunakan adalah generasi pertama, yang tidak secepat dan seakurat generai sekarang. Layarnya juga memiliki masalah black crush, tapi terlihat atau tidaknya masalah ini sebenarnya tergantung dari penggunaan Anda. Yah, setidaknya layar yang digunakan adalah OLED.
Jadi, Ponsel Gaming sebenarnya untuk Siapa?
Setelah melihat kembali ke belakang, mungkin membelanjakan 10 juta Rupiah hanya untuk mendapatkan pengalaman mobile gaming terbaik bukanlah keputusan yang bijak. Tapi, tidak semuanya buruk. Jika Anda membaca artikel ini dengan seksama, Anda akan melihat sebuah pola. Ponsel gaming tidak hanya bagus untuk bermain, tapi juga untuk konsumsi media. Daya tahan baterai yang panjang dan kualitas layar yang bagus adalah persyaratan utama untuk mulai maraton serial Netflix atau video YouTube di manapun Anda berada.
Spesifikasi yang kuat juga akan membuat ponsel Anda tetap cepat untuk waktu yang cukup lama, dengan asumsi pabrikannya memperbarui software ponsel tersebut secara berkala.
Sisi buruknya, adalah desain ponsel gaming yang tebal dan agresif bukanlah untuk semua orang. Sebuah flagship umum atau iPhone dengan desain yang jauh lebih sederhana akan terlihat jauh lebih baik di dalam meeting atau di depan kolega-kolega Anda.
Jadi, pertanyaannya, haruskah Anda membeli ponsel gaming? Secara pribadi, Penulis akan berkata begini: Jangan membeli ponsel gaming hanya untuk keperluan gaming. Anda bisa saja bosan dengan permainan tersebut. Setelah itu, akankah Anda tetap menggunakan ponsel itu? Jika iya, mungkin ada baiknya Anda perlu meneliti lebih dalam tentang ponsel tersebut. Cobalah memainkan ponsel itu di toko, pastikan Anda nyaman menggunakan ponsel tersebut untuk hal apapun selain bermain. Jika Anda merasa nyaman, silahkan beli. Jika tidak, mungkin lebih baik Anda membeli ponsel “biasa” saja.
Oke, sepertinya sekian dulu untuk artikel kali ini, Kawan. Sayangnya, Penulis tidak akan me-review ROG Phone 3. Mengapa? Karena meskipun ponsel ini sebenarnya enak dipakai, sudah terlambat. ROG Phone 5 (ya, mereka melompati angka 4) sudah meluncur, jadi momentumnya sudah hilang. Itulah mengapa Penulis menulis artikel opini ini. 😀
Akhirnya, seperti biasa, jika Anda punya komentar atau pertanyaan, jangan segan untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah. Penulis harap artikel ini bermanfaat bagi Anda, dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😀