Do you speak English? Read the translated article here!
Para pengguna Android telah lama memiliki satu keuntungan: pilihan. Bayangkan, Anda punya banyak pilihan perangkat Android, dengan berbagai macam spesifikasi dan produsen. Jika Anda mau, Anda juga bisa mengubah OS aslinya ke OS yang dibuat oleh komunitas luar (disebut flashing). Penulis belum pernah melihat kemampuan ini di OS mobile lainnya. Sebagai pembanding, iOS juga punya akses ke jailbreaking, tapi sekarang proses itu sudah semakin tidak populer karena mengandalkan celah keamanan dalam OS itu sendiri, yang diperbaiki secara rutin oleh Apple.
Percaya atau tidak, Penulis juga dulunya suka melakukan flashing, tapi sudah bertahun-tahun yang lalu. Ponsel Android tidak seterjangkau sekarang, dan fragmentation OS sangat terasa hingga perangkat-perangkat terasa menua dengan sangat cepat.
Ponsel Android pertama Penulis adalah Galaxy S generasi pertama. Pada waktu itu, ponsel ini besar dan dapat diandalkan sehingga mendapatkan julukan The iPhone Killer. Penulis menyimpannya selama hampir 4-5 tahun, meskipun Penulis menyimpannya di dalam lemari setelah tahun ke dua. Penulis memutuskan untuk menghidupkannya kembali dengan custom ROM, dan Galaxy S itu terus hidup, sampai perangkat tersebut terasa benar-benar lemot, baterainya sudah mati, dan spare part nya menjadi langka. Akhirnya, tiba saatnya bagi Galaxy S Penulis untuk beristirahat.
Tapi semuanya adalah masa lalu. Sekarang, seiring Penulis bertambah tua, Penulis sudah lelah dengan hal itu. Penulis masih melakukan flashing memang, tapi bukan untuk sekedar coba-coba atau hobi.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa Penulis berhenti melakukan flashing. Oh, sebelum Anda mem-bully Penulis, tolong diperhatikan bahwa ini hanya sekedar opini Penulis yang ditujukan bagi pengguna ponsel awam di luar sana. Tentu saja, Anda bisa tidak setuju, dan kita bisa diskusikan pada kolom komentar di bawah.
Smartphone Sudah Menjadi Lebih Baik dan Terjangkau
Dibandingkan dengan 1 dekade yang lalu, smartphone sudah menjadi lebih baik… jauh, baik secara hardware maupun software, dan lebih terjangkau. Bahkan, ponsel low-end dan mid-range sekarang sudah cukup cepat untuk kebanyakan tugas.
Harga-harga ponsel juga sudah turun cukup banyak berkat ‘gempuran’ dari produsen China seperti Xiaomi, Huawei, Oppo, dan Vivo. Pada saat-saat awal Android muncul, harga murah berarti performa lambat. Sekarang sudah tidak lagi.
Penulis sudah melihat banyak orang menggunakan ponsel kelas menengah mereka selama setidaknya 2 tahun, dan ketika Penulis bertanya mengapa menggunakannya selama itu, mereka menjawab dengan sederhana, “Sudah cukup untuk kebutuhan saya.” Ketika ditanya kapan akan ganti ponsel, mereka menjawab, “Jika ponsel saya rusak”.
Ponsel Kelas Menengah Mulai Mengejar
Belakangan ini, orang-orang memilih flagship karena fitur-fitur barunya. Percepatlah selama setahun, and Anda mungkin akan menemukan fitur-fitur tersebut di ponsel kelas menengah. Contoh hal ini adalah tatanan multi kamera. Ada beberapa implementasi berbeda memang, tapi pertama kali fitur ini hanya muncul pada ponsel flagship.
Beberapa fitur mungkin akan tetap eksklusif untuk ponsel flagship seperti Dual OIS atau layar OLED resolusi tinggi, tapi ijinkan Penulis bertanya: Seberapa perlukah Anda dengan fitur-fitur tersebut?
Flashing Membutuhkan Ketelitian
XDA sudah lama menjadi sumber terutama untuk melakukan flashing firmware. Jika Anda pernah salah satu thread firmware kustom nya, Penulis yakin Anda akan tidak asing dengan daftar panjang tentang apa yang dibutuhkan, peringatan, dan masalah-masalah yang diketahui.
Anda perlu memastikan bahwa Anda sudah membaca setiap baris pada teks tersebut sebelum Anda melakukan flashing atau Anda bisa terlibat masalah, yang akan menjadi pembahasan pada poin berikutnya…
Flashing Ada Akibatnya
Semua orang yang telah melakukan flashing seharusnya tahu bahwa tindakan itu ada risikonya. Penulis tidak berbicara tentang garansi, melainkan risiko Anda bisa membuat perangkat Anda brick. Ada 2 jenis brick: soft brick dan hard brick. Jika Anda mendapat yang pertama, Anda bisa mencoba melakukan flashing ulang dan mungkin saja akan beruntung. Jika Anda mendapat yang ke dua, Anda dalam masalah besar.
Beberapa ROM juga menawarkan akses root segera setelah dipasang. Meskipun ini adalah berita baik bagi mereka yang suka mengotak-atik, Anda bisa saja kehilangan akses ke aplikasi finansial dan banking Anda, karena beberapa dari mereka tidak mengijinkan akses root dengan alasan keamanan.
Jika Anda melakukan flashing di perangkat cadangan Anda, tidak akan ada masalah. Bagi Penulis yang lebih suka menggunakan 1 perangkat saja, Penulis lebih baik kehilangan akses root daripada akses ke aplikasi keuangan.
Bijaklah Memilih ROM Apa yang Ingin Di-Install
Tentu, ROM kustom mungkin menawarkan performa dan tweaking yang lebih baik, dan versi Android yang lebih baru, serta fitur-fitur baru. Tapi, Anda juga harus pintar memilih ROM siapa yang Anda gunakan.
Keindahan dari model open source Android adalah semua diperbolehkan untuk membuat ROM mereka sendiri. Namun, lagi, tidak ada ROM yang sempurna. Jadi, jika Anda memilih jalan ini, pastikan Anda memilih penyedia yang kredibel. Kenapa, karena sudah pasti akan ada bugs, dan tidak semua developer di luar sana cuma termotivasi untuk memelihara ROM mereka untuk waktu yang lama.
Kesimpulan: Ketahuilah Konsekuensinya
Ini bukan artikel kebencian yang ditujukan bagi mereka yang suka melakukan flashing, tapi lebih ke peringatan bagi mereka yang belum pernah melakukannya… atau setidaknya berpikir untuk melakukan flashing.
Lagi, Penulis tidak mengatakan kalau flashing itu buruk. Dalam beberapa kasus, malah diperlukan. Contohnya, untuk mengganti ROM palsu di beberapa perangkat Xiaomi. Namun, penting juga untuk mengetahui konsekuensinya.
Yah, demikianlah artikel ini. Artikel ini adalah opini, jadi silahkan menyatakan persetujuan/pertidaksetujuan/komentar Anda di kolom komentar di bawah ini. Akhir kata, seperti biasa, terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😀