Do you speak English? Read the translated article here!
Smartfren Andromax sudah dikenal di Indonesia sebagai satu-satunya merek ponsel besutan operator, dengan branding dan kemungkinan harga yang disubsidi oleh operator. Smartfren Andromax A adalah lini smartphone termurah dari operator ke dua bernuansa merah tersebut. Dengan harga Rp650.000,00, Andromax A menawarkan koneksi LTE (dengan kemampuan VoLTE) dengan harga terjangkau. Penulis berkesempatan untuk memakai handset ini secara singkat karena memang handset ini diperlukan untuk keperluan kantor. Berikut adalah pendapat Penulis mengenai ponsel yang diklaim sebagai ponsel LTE termurah ini.
Review singkat ini akan berusaha menjelaskan sebagian besar fitur ponsel, namun tidak selengkap review biasanya. Hal-hal yang mungkin terpotong adalah banyaknya sampel kamera dan prediksi ketahanan baterai.
Paket Penjualan dan Desain: Mengejutkan dan Lengkap
Dibalut dengan warna merah, dapat dibilang bahwa kotak yang digunakan Andromax A terkesan cukup baik dan tidak asal-asalan. Di dalam dus tersebut, Anda akan menemukan ponsel, baterai, charger, kabel USB, headset, serta kumpulan kertas seperti kartu garansi, buku manual, dll. Oh, jangan lupa juga, seperti semua perangkat Smartfren, Anda juga akan mendapatkan 1 buah kartu SIM Smartfren. Lengkap sekali, terutama apabila dibandingkan dengan merek lain dengan harga yang lebih mahal (*menunjuk Xiaomi dan ASUS).
Oke, sekarang mari beralih ke ponselnya. Dengan harga di bawah 1 juta, tentu Penulis tidak akan mengharapkan material yang “wah”. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun terbuat dari plastik, Andromax A masih terkesan cukup kokoh, meskipun back cover-nya glossy dan akan menjadi sangat licin apabila basah atau terkena minyak.
Mari memulai inspeksi. Di bagian depan, tentunya ada layar, dan sepertinya sudah umum bagi ponsel Smartfren untuk menyematkan screenguard bawaan. Dan ini memang screenguard, yang biasa dibeli di konter-konter ponsel. Cukup mengejutkan untuk ponsel dengan harga miring. Oke, selain layar dan pelindungnya, juga ada earpiece, kamera depan beresolusi 5MP, sensor cahaya, dan proximity. Di bagian bawah ada kombinasi 3 tombol haptic yang tidak dilengkapi backlight. Penulis menyukai backlight, namun tidak heran jika tidak disematkan dalam ponsel ini. Harganya sendiri sudah cukup mengejutkan.
Bagian belakang tidak seramai bagian depan, hanya ada kamera 5MP yang dilengkapi fokus otomatis dan sebuah lampu LED sedangkan di bagian bawah ada lubang untuk speaker. Membuka penutup baterai, Anda akan melihat bahwa ponsel ini bisa dual SIM dan juga dilengkapi dengan slot MicroSD. Seperti biasa, SIM 1 hanya dapat diisi dengan nomor Smartfren, sedangkan SIM 2 dapat diisi dengan nomor GSM apapun. Namun perlu diingat bahwa SIM 2 hanya terbatas pada 2G saja.
Di sisi atas terdapat headphone jack yang kelihatannya sudah mulai ditinggalkan (menurut Apple :p), sedangkan di bagian bawah hanya terdapat mic. Yang sedikit aneh adalah port USB terletak di samping kiri ponsel. Memang tidak salah, hanya saja desain ini tidak terlalu umum menurut Penulis. Terakhir, di samping kanan, terdapat tombol power dan volume.
Mengingat harga yang ditawarkan, kelengkapan Andromax A bisa dibilang cukup mengejutkan… secara positif. Apalagi terdapat screenguard bawaan, Anda tidak perlu repot-repot lagi berkeliling mall mencari screenguard untuk ponsel ini. Sebagai bonus, Anda bisa mendapatkan kuota tambahan 2GB dan 6GB untuk Internet malam setelah Anda melakukan pengisian pulsa pertama.
Hardware: Seperlunya Saja…
Berbicara tentang layar, Andromax A dilengkapi dengan layar sebesar 4.5 inci dengan resolusi FWVGA (854 x 480). Dengan ukuran tersebut, layar cukup nyaman dipandang meskipun masih tetap terdapat “bintik-bintik” (bisa dilihat pada gambar di bagian Paket Penjualan dan Desain). Maklum saja, kerapatan layar hanya sekitar 271ppi, jauh di bawah standar Retina milik Apple, yaitu 326ppi. Meskipun demikian, apabila digunakan untuk keperluan sehari-hari, layar Andromax A cukup nyaman dipandang. Oh satu lagi, layar Andromax A dilengkapi dengan teknologi bernama Sunlight Visibility Improvement dari Qualcomm. Seperti namanya, teknologi ini seharusnya dapat memperbaiki tampilan layar di bawah sinar matahari, namun jujur saja, Penulis tidak sempat mencoba fitur ini.
Beralih ke hardware. Jujur saja, bukankah ada perkataan “ada uang ada barang”? Ya, prinsip inilah yang berlaku pada ponsel yang satu ini. Hardware yang dibawa bisa dikatakan low-end. Snapdragon 210 (Quad-Core ARM7 1.1GHz) dengan RAM 1GB secara teori memang cukup untuk menjalankan Android Lollipop, namun Penulis merasa bahwa kinerjanya kurang baik. Tidak terdapat lag, namun terkadang Penulis harus menunggu beberapa saat sebelum aplikasi bisa dibuka, terutama apabila Penulis ingin kembali ke home. Selain itu, Andromax A juga memiliki memori internal sebesar 8GB. Jika dirasa kurang untuk menyimpan data Anda, terdapat slot microSD yang bisa mendeteksi hingga 32GB.
Andromax A berhasil meraih skor 19414 pada Antutu, yang jauh dari kata “impresif”. Dengan skor demikian, Penulis tidak berani menyarankan ponsel ini untuk menjalankan game, apalagi game kelas berat seperti Asphalt dan Implosion. Penulis sebenarnya ingin mencoba aplikasi benchmark lain, yaitu PCMark. Namun entah kenapa Penulis tidak pernah berhasil mengunduh paket tesnya, meskipun telah berpindah-pindah koneksi Internet.
Andromax A dilengkapi dengan baterai Li-ion berukuran 1950mAh. Dengan spesifikasi hardware yang minim dan layar berukuran kecil, baterai Andromax A seharusnya bisa bertahan lama, namun sayang Penulis tidak sempat membuktikannya. Ada cara lain, yaitu menggunakan aplikasi PCMark. Namun, seperti yang tertulis pada paragraf sebelumnya, Penulis tidak bisa mengunduh paket tesnya.
Terakhir, adalah sensor. Dengan harga Rp650.000,00 (Penulis tidak akan bosan menyebutkan harga ponsel ini), Anda hanya mendapatkan set sensor standar seperti akselerometer, cahaya, suara, dan jarak dekat (proximity). Tidak ada sensor giroskop ataupun orientasi, sehingga sepertinya Anda harus merelakan kemampuan VR (virtual reality) untuk ponsel ini.
Satu lagi hal menarik yang Penulis dengan dari penjual: Andromax A hanya bisa berjalan pada jaringan LTE saja, layaknya modem-modem Smartfren yang ada sekarang. Ya, tidak seperti ponsel Andromax lainnya, Andromax A diklaim tidak mampu menangkap sinyal EVDO. Sayangnya, Penulis tidak bisa membuktikan hal ini karena Penulis tinggal di kota besar. Meskipun sayang, namun Penulis kira masalah ini hanya sementara saja, karena Smartfren sedang gencar memperluas jaringan LTE-nya. Di sisi lain, Smartfren juga sudah mulai mengurangi jaringan EVDO-nya. Namun, Penulis tetap menyarankan agar Anda mengecek apakah jaringan LTE Smartfren ada di daerah Anda sebelum membeli ponsel ini.
Software: Android Lollipop Minim Kustomisasi
Andromax A berjalan dengan OS Android Lollipop, dengan kustomisasi yang minim, sehingga tampak bersih dan lega. Namun entah kenapa, dalam menu pengaturan, terdapat icon yang mengingatkan Penulis dengan Cyanogen. Apakah Smartfren/Haier berkolaborasi dengan Cyanogen? Bisa saja, namun OS yang terpasang bukanlah Cyanogen.
Fitur standar Android ada di sini, seperti widget dan app drawer. Ponsel ini juga sudah mendukung teknologi VoLTE, yaitu menelepon dengan menggunakan jaringan LTE. Teknologi ini diklaim mampu membuat sambungan telepon semakin jernih. Berikutnya, juga terdapat fitur Snapdragon Audio+, yang mengklaim mampu meningkatkan alunan suara speaker ponsel. Oh ya, satu lagi fitur yang cukup diminati namun jarang ada pada ponsel: double tap to wake. Ya, dengan mengetuk layar 2x, ponsel layar akan menyala. Sayangnya, Penulis tidak menemukan fitur double tap to sleep, tapi menemukan swipe up to wake and unlock.
Hasil Kamera: Fokus Lama
Sensor kamera 5MP yang melengkapi Andromax A biasa saja, menurut Penulis tergolong kurang, dan Anda perlu menyesuaikan diri dengan waktu fokus yang terbilang lama. Namun jika Anda bisa menyesuaikan diri, sebenarnya foto yang dihasilkan tidak terlalu buruk, cukup lah untuk diunggah ke media sosial. Berikut adalah hasil foto Smartfren Andromax A.
Lucunya, Penulis merasa kalau gambar terakhir yang dijepret menggunakan flash di saat yang gelap terlihat lebih baik daripada saat terang. Apakah itu karena fokus yang tidak tepat? Bisa jadi.
Kesimpulan: Pantaskah Membeli Andromax A?
…Dan sampailah kita pada bagian akhir review ponsel Andromax A ini. Berdasarkan pengalaman singkat Penulis, berikut adalah kelebihan dan kelemahan ponsel ini:
Kelebihan:
- Harga terjangkau namun sudah mendukung LTE dan VoLTE
- UI yang bersih dan minim kustomisasi
- Gestur yang berguna (double tap to wake dan swipe up to wake and unlock)
Kelemahan:
- Performa seadanya
- Fokus kamera terkesan lama
- SIM1 (khusus Smartfren) hanya bisa mendukung jaringan LTE
Jadi, pertanyaan besarnya adalah “Apakah ponsel ini layak beli?” Jawaban yang tepat menurut Penulis adalah “Tergantung”. Untuk apakah Anda akan menggunakan ponsel ini? Penulis mengira bahwa ponsel ini tepat bagi Anda jika:
- Anda membutuhkan ponsel murah untuk tetap menggunakan jaringan Smartfren (telepon dan SMS) karena Smartfren sedang perlahan-lahan mematikan jaringan CDMA-nya.
- Anda membutuhkan ponsel cadangan sekaligus modem Wi-Fi.
- Anda membutuhkan ponsel untuk diberikan kepada anak Anda atau pengguna awal smartphone.
Jika Anda ingin menggunakan ponsel ini untuk kegiatan gaming dan menonton video HD, sepertinya Penulis kurang bisa merekomendasikan ponsel ini karena spesifikasi dan performa yang seadanya.
Demikianlah ulasan singkat tentang ponsel Smartfren Andromax A. Semoga ulasan ini dapat berguna bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar ponsel atau ulasan ini, silahkan berkomentar di bawah. Penulis akan berusaha menjawab semua pertanyaan Anda. Akhir kata, terima kasih telah berkunjung dan semoga hari Anda menyenangkan! 😀