Do you speak English? Read the translated article here.

Setiap tahun mungkin universitas Anda akan mendapatkan buku skripsi sejumlah gambar di atas… atau mungkin lebih.
Sekitar sebulan yang lalu, saya melewati salah satu halangan terbesar dalam hidup saya yang kemungkinan besar telah Anda semua lalui. Ya, ujian skripsi. Skripsi, TA, tugas akhir, semuanya artinya sama, yaitu Anda harus membuat suatu laporan penelitian untuk membuktikan bahwa Anda telah layak mengemban gelar Sarjana (masukkan bidang Anda di sini).
Banyak yang menganggap ujian skripsi sebagai sesuatu yang mematikan. “Aduh, kenapa sih kok harus ada skripsi? Apa tidak bisa ujian biasa saja?” Banyak yang bertanya demikian. Bahkan, ada rumor yang mengatakan bahwa skripsi akan dihapus dalam waktu dekat. Tapi sayangnya, kalaupun rumor itu benar, sudah terlambat bagi saya.
Anyway, saya akan mencoba menelaah tentang ujian skripsi dan memberikan tips bagaimana menghadapinya. Tentu saja, saya mendasarkan tulisan ini pada pengalaman saya sendiri, pada jurusan Teknik Informatika. Meskipun masing-masing jurusan berbeda, saya akan mencoba memberikan tips pada level mendasar, yang seharusnya dapat digunakan untuk segala jurusan.
Mengapa Skripsi Menakutkan?
2 tahun yang lalu, tepatnya ketika saya berada pada semester 4, saya bertanya kepada diri saya. “Mengapa orang-orang menganggap ujian skripsi ini menakutkan? Cuma presentasi biasa, kan, apa yang berbeda?” Pada saat itu, memang cukup banyak kakak kelas yang berhasil lulus dengan nilai tinggi atau revisi sedikit saja. Tahun berikutnya, saya terpaksa harus menarik perkataan itu. Banyak dari kakak kelas saya yang tidak berhasil… atau berhasil, namun dengan banyak revisi. Pada semester akhir (semester 8), saya harus menghadapinya sendiri. Tahap pertama, adalah dengan menulis proposal skripsi, dimana kami harus mempresentasikan kepada para penguji skripsi seperti apa yang ingin kami buat.
Saya akui bahwa saya terlalu optimis. Saya terlalu terbawa perkataan seorang pembimbing saya bahwa ujian proposal itu mudah dan cepat. Namun sayangnya, kenyataannya tidak demikian. Layaknya sebuah pesawat, saya tertembak jatuh. Bahkan, seorang penguji mengatakan bahwa skripsi saya “terlalu mudah”. Ya, memang, mahasiswa dengan IPK lebih tinggi dari 3 (terutama lebih dari 3,5) dari 4 diharapkan untuk membuat sesuatu yang lebih sulit dan kompleks, meskipun kata-kata “sulit” dan “kompleks” sangatlah bersifat ambigu. Jadi, ya… saya harus mengganti topik dan judul karena saya tidak ingin bertemu penguji itu lagi, yang memang menjadi seorang “killer” dalam satu topik tertentu. Tahap ke-2, yah… setidaknya lebih baik yang pertama, lah. Topik dan judul sudah cukup sulit, namun ruang lingkupnya bermasalah. Mengapa, karena saya menulisnya dalam bentuk cerita, bukannya poin-poin yang selama ini diterapkan. Jadi, ya, saya harus merevisi proposal saya kemudian maju untuk sidang proposal yang ke-3 dalam periode tersebut. Ketika itu, saya bersumpah pada diri saya sendiri untuk tidak pernah meremehkan apapun, atau bahkan mengharapkan bantuan dari para pembimbing.
Cerita saya dari paragraf sebelumnya mungkin menakutkan bagi kalian, dan saya bahkan belum membahas ujiannya. Moral dari cerita di atas adalah: Gagal itu tidak masalah. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi jika gagal, kecuali kemunduran dari segi waktu, rasa malu, dan mungkin dimarahi sana-sini. Namun Anda tidak akan tewas, Anda tidak akan dikeluarkan dari kampus. Jadi, mengapa Anda berpikir bahwa ujian skripsi ini menakutkan? Bahkan, secara statistika, Anda seharusnya lebih takut ketika Anda mengemudi atau menyeberang jalan. Anda bisa saja tewas dalam kedua aktivitas tersebut. Tapi tidak, Anda sudah bertahan hingga sejauh ini, yang berarti Anda memang pantas untuk lulus ujian ini. Tenang saja, Anda sudah pasti akan lulus. Ini hanya masalah waktu saja.
Tidak apa-apa jika Anda gagal. Anda tidak akan tewas atau ter-drop-out. Anda sudah bertahan sejauh ini, sehingga Anda layak untuk lulus. Ini hanya masalah waktu saja.
Mau Kemana? Jalanmu hanya ke Depan
Kalimat di atas adalah mantra untuk menenangkan saya dan teman-teman saya sebelum ujian skripsi. Dengan memaksa diri Anda untuk menerima kenyataan, seharusnya akan dapat memberikan Anda keberanian untuk menghadapinya (pembuktian ilmiah diperlukan, karena saya bukan seorang psikolog). Hadapi saja. Anda tidak akan bisa berjalan mundur dalam hidup, bukan? Anggap saja di depan adalah jembatan, dan di belakang Anda adalah jurang. Ke manakah Anda akan pergi? Atau apakah menurut Anda lebih baik lari dengan kabur atau bunuh diri? Ya, dua hal terakhir merupakan pilihan Anda juga. Namun, jika Anda memilih salah satu dari keduanya, maaf saja… namun saya kira Anda adalah seorang yang bodoh.
Ya, terkadang orang-orang tidak mau menghadapi kenyataan, dan itu normal. Jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, tentu kita akan berusaha semampu kita untuk lari dari kenyataan tersebut, bukan? Ini terjadi terutama ketika kita akan dipaksa pergi dari zona nyaman kita. Tidak apa-apa jika kita ingin mengeluh, ingin berteriak dan menangis, namun hal itu tidak akan mengubah apapun. Tidak ada jalan mundur. Satu-satunya jalan yang bisa Anda lalui adalah ke depan.
Tidak apa-apa jika Anda ingin mengeluh, berteriak, atau menangis, namun hal itu tidak akan mengubah apapun. Satu-satunya jalan adalah ke depan dengan menghadapinya.
Siapkan Kemungkinan Terburuk… tapi Tetap Tenang

Mungkin ketika sidang atau menjelang sidang akan terdapat banyak gangguan. Tetap tenang saja, dan fokus ke tujuan Anda.
Biasanya, ketika seseorang telah menerima kenyataan, seharusnya akan lebih mudah baginya untuk mempersiapkan diri. Mudahnya, saya telah menyiapkan suatu analogi: anggap saja Anda adalah seorang tentara. Jika Anda mundur, maka Anda akan terkena hukuman. Jika Anda maju tanpa persiapan, tentu Anda tidak akan bertahan lama. Jadi, apa yang akan Anda lakukan? Ya, jika Anda waras, maka Anda akan mempersiapkan apapun yang Anda butuhkan agar Anda dapat bertahan hidup. Dalam kasus ini, persiapan Anda adalah belajar, membaca kembali skripsi Anda. Tenang saja, hal ini tidak berat, kok. Terutama jika Anda mengerjakan skripsi Anda sendiri.
Jadi, ya… saya akan membahas bagian ujian skripsinya sekarang. Beberapa penguji memiliki selera humor yang gelap. Ya, Anda tahu, lah… dimana itu lucu bagi mereka, tapi sebenarnya menjadikan kita korban. Ya, memang itu tetaplah sebuah candaan, tetapi itu tetap saja membuat kita ketakutan. Ketika ini terjadi, jangan khawatir, jangan panik – tetaplah tenang. Ingat, para penguji ada untuk menguji Anda, bukan menjatuhkan Anda. Jadi, buktikan pada mereka jika memang Anda pantas untuk lulus.
“Bagaimana saya bisa tetap tenang!? Bagaimana kalau saya dibantai!?” Teriak banyak orang yang akan segera menjalani ujian skripsi. Saya juga termasuk orang yang berteriak tersebut. Saya panik, saya bertanya pada diri saya sendiri, “Sial, bisakah saya lolos dari ini?” Itu normal, jangan khawatir. Orang-orang khawatir ketika mereka akan menghadapi sesuatu yang besar dan signifikan, dan mungkin tidak ada cara untuk menanggulanginya. Mungkin bisa, jika Anda terbiasa berbicara di depan orang banyak.
Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah bersantai sebelum ujian Anda. Cobalah untuk bermain, menikmati hidup, berkumpul bersama teman-teman. Saya yakin jika Anda benar-benar mengerjakan skripsi Anda sendiri, Anda tidak perlu khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan para penguji. Toh, pertanyaannya tentu saja tidak mungkin melenceng jauh dari topik Anda. Tergantung dari situasi Anda, mungkin akan lebih baik jika Anda mencoba untuk tidak peduli dengan hasil Anda. Mengapa? Karena berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman saya, itu akan meringankan sebagian beban Anda – skripsi Anda telah selesai, dan hanya ada 1 tujuan yang ingin Anda capai: lulus. Apa yang membuat Anda rugi? Mudah, bukan?
Bersantailah sebelum ujian. Anda telah melakukan yang terbaik. Dan mungkin akan lebih baik jika Anda menyempitkan target Anda menjadi 1 hal saja: lulus.
Jadilah Jujur namun Pintar
Dan, akhirnya… inilah nasihat terakhir yang bisa saya berikan pada Anda. Dalam ujian Anda, jujurlah… tapi tetap cermat. Ya, mudahnya, jika Anda tidak tahu, katakan sejujurnya… tapi jangan terlalu keterlaluan. Terkadang, ada baiknya untuk mengatakan “Saya tidak sepenuhnya mengerti tentang topik tersebut, tetapi menurut pendapat saya…” di awal. Jika itu arti kata jujur, apa maksudnya pintar? Pintar artinya tetaplah pada logika Anda, dan jangan sampai tergentar, dan cobalah untuk menjawab pertanyaannya secara tetap.
Mengapa jujur dan pintar? Karena ini adalah sebuah ujian. Kejujuran diperlukan untuk menghentikan para penguji menanyakan suatu topik lebih lanjut, sedangkan kepintaran dibutuhkan untuk mengetahui apakah Anda mengerjakan skripsi ini sendiri, dan apakah Anda menguasai topik yang Anda buat.
Untuk kejujuran, bayangkan skenario ini: Anda ditanya mengenai sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan topik Anda. Anda tidak mengerti, namun Anda pura-pura mengerti. Saya yakin jika Anda melakukan itu, para penguji akan menanyakan topik tersebut lebih dalam. Mereka akan terus bertanya dan Anda akan terus berpura-pura. Ketika Anda salah menjawab atau logika Anda terbalik, maka nilai Anda juga akan ikut “terbalik”.
Untuk kepintaran, bayangkan skenario ini: Penguji Anda akan memberikan beberapa pernyataan dimana Anda harus menjawab apakah pernyataan tersebut salah atau benar. Jika Anda menjawab secara benar dan konsisten, tentu nilai Anda akan baik dan peluang lulus besar. Namun, jika Anda menjawab dengan tidak konsisten dan “ngawur”, saya yakin para penguji tidak hanya mengurangi nilai, namun mungkin juga “menyerang” Anda. Inkonsistensi (kata itu ada, kan?) menunjukkan bahwa Anda tidak sepenuhnya menguasai topik skripsi Anda.
Jadilah pintar dan konsisten, namun jujur… karena hal-hal tersebut menunjukkan usaha dan pemahaman Anda mengenai skripsi Anda.
Akhir Kata
Yah, berdasarkan pengalaman saya, itulah semua nasihat yang bisa saya berikan kepada Anda. Saya harap Anda artikel ini berguna bagi Anda. Ingat, ujian skripsi datang hanya sekali seumur hidup (kecuali Anda berencana menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi), jadi nikmatilah. Jangan terlalu khawatir atau panik. Ujian skripsi hanyalah akhir dari suatu fase dalam hidup Anda. Belajarlah, bersantailah sebelum ujian, dan saya yakin Anda akan baik-baik saja.
Akhir kata, terima kasih telah berkunjung dan membaca. Salam sukses!