
Do you speak English? Read the translated article here!
Penulis sedang mencoba mengotomatisasi rumahnya. Hal paling sederhana adalah mengotomatisasi lampu, lalu membeli perangkat IoT (seperti Air Purifier, Robot Vacuum, Kamera) sehingga Penulis dapat mengendalikannya dari jarak jauh ketika sedang di luar rumah atau sedang berlibur. Semuanya berjalan lancar, dan Penulis ingin lebih.
Hal terbaru yang Penulis ingin otomatisasi adalah colokan. Penulis juga ingin memahami penggunaan listrik di rumahnya, yang membuat Penulis melirik colokan pintar atau Smart Plug. Namun, dari judul artikel ini, Anda mungkin sudah bisa menebak bagaimana hasilnya.
Tujuan
Tujuannya sederhana. Penulis ingin melihat penggunaan energi di rumah Penulis secara keseluruhan. Meskipun tagihan listrik Penulis masih dalam batas normal, Penulis ingin lebih memahami pola penggunaan Penulis sekaligus mencari tahu area mana yang dapat ditingkatkan.
Pada saat itu, Penulis sudah nyaman dengan 2 standar Smart Home (atau merk), yaitu: HomeKit Apple dan Xiaomi. Jujur saja, Penulis lebih suka Matter, karena ini adalah standar yang diadopsi secara luas, seperti USB-C yang diadopsi banyak pabrikan, tetapi sayangnya, mereka tidak mendukung pemantauan energi… atau setidaknya belum. HomeKit dari Apple juga tidak mendukung ini, dan untuk Xiaomi, sejujurnya, agak sulit untuk menemukan smart plug mereka di sini.
Sebagai tembahan, Penulis tidak akan sering menggunakan fitur auto on/off, karena sebagian besar peralatan Penulis memerlukan Penulis untuk mengatur mereka lagi ketika mereka terputus dari sumber listrik (mis. pengaturan waktu, mencari jaringan, dll.).
Wiz: Upaya Gagal Pertama
Penulis sudah menggunakan Wiz sebagai lampu pintar utama Penulis. Mereka mendukung Matter, dan mereka berada di bawah Philips yang sudah sangat tidak asing untuk peralatan elektronik. Singkat cerita, ternyata mereka juga menjual Smart Plug, jadi Penulis memutuskan untuk mencobanya.

Ketika barang datang, betapa terkejutnya Penulis (terkejut yang buruk) bahwa mereka tidak mendukung fitur energy monitoring. Sejujurnya, mereka tidak menulis fitur ini secara eksplisit. Setelah mencari lebih dalam, ternyata Wiz memiliki beberapa varian Smart Plug, dan ternyata, beberapa model keluaran lama tidak mendukung fitur ini. Penulis pikir, yang Penulis beli harusnya model baru baru, karena Penulis membelinya pada tahun 2024 (model lama yang tidak mendukung diproduksi pada tahun 2020), kan? KAN?
SALAH! Tampaknya Penulis tetap mendapatkan model yang lama. Dan apakah Anda tahu? Di Indonesia, mereka hanya menjual satu model itu saja! Konyol! Sekarang Penulis terjebak dengan beberapa smart plug dungu yang hanya bisa menghidupkan atau mematikan.
Tuya dan AMC: Secercah Harapan
Setelah kejadian itu, Penulis belum berniat untuk menyerah. Penulis mencari di toko online untuk mencoba dan menemukan alternatif lain. Barang berikutnya yang Penulis temukan adalah smart plug oleh AMC. Jujur saja, Penulis bahkan belum pernah mendengar tentang merek ini, dan Penulis tidak bisa menemukan informasi tentang merk ini di Internet. Tebakan Penulis? Ini adalah merek white-label dari China. Review-nya bagus, dan colokan pintar ini kompatibel dengan Tuya, Apple Home, Google Home, dan bahkan Samsung’s Smart Things, jadi Penulis pikir, mengapa tidak? Tuya mendukung fitur energy monitoring, jadi Penulis rasa barang ini patut dicoba.

Jadi, cerita singkatnya, Penulis membeli beberapa dari mereka. Penulis menempatkan mereka untuk daya peralatan dapur Penulis (rice cooker, oven, dan air fryer) dan PC Penulis + NAS di ruangan yang terpisah. Beberapa hari pertama sangat menyenangkan. Aplikasi Tuya ternyata lebih baik dari yang Penulis harapkan. UI/UX sangat ramah pengguna bagi Penulis, dan versi gratis dari energy monitoring-nya cukup untuk kebutuhan Penulis. Penulis berhasil mendapatkan beberapa data tentang berapa banyak daya listrik yang digunakan oleh perangkat elektronik Penulis.


Menyerah dengan Smart Plug… Untuk Sekarang
Namun, perhatikan frasa beberapa hari pertama. Beberapa hari berikutnya, Penulis mulai mendapati bahwa NAS-nya mati sendiri di malam hari. Tidak ada pengaturan seperti itu di NAS, tapi Penulis tidak mempermasalahkannya, mungkin saja ada masalah listrik di malam hari. Namun, ketika hal itu terjadi untuk kedua kalinya, Penulis mulai curiga. Kecurigaan Penulis terbukti ketika PC Penulis mati saat Penulis sedang menggunakannya. Pada saat itu, Penulis segera berhenti menggunakan smart plug tersebut. Tidak ada gunanya mengukur konsumsi energi jika colokannya sendiri tidak dapat diandalkan, terutama ketika terhubung ke perangkat elektronik yang harganya cukup mahal. Tapi to be fair, yang terpantau bermasalah hanya 1 saja. Smart plug satunya yang Penulis gunakan di dapur tidak mengalami masalah serupa.
Itu hambatan pertama. Hambatan berikutnya yang Penulis temukan adalah smart plug yang satunya suka terputus dari jaringan dengan sendirinya. Sejujurnya, hal ini sudah menjadi masalah umum yang mengganggu bagi banyak produk IoT. Tidak ada cara mudah menghubungkannya kembali ke jaringan, kecuali dengan melakukan restart. Jujur saja, sangat merepotkan bagi Penulis untuk terus mencabut dan mencolokkannya kembali, karena 2 alasan:
- Colokan ditempatkan di bagian belakang rak yang sangat sulit dijangkau, karena peralatan dapur memang sangat jarang untuk dicabut-pasang, bukan?
- Setiap kali cabut-pasang, Penulis harus melakukan beberapa pengaturan lagi (seperti pengaturan jam, dll.). Dan lagi, sebenarnya ini bukan masalah, karena peralatan dapur memang tidak didesain untuk sering cabut-pasang.

Jadi, dengan kedua masalah tersebut, Penulis memutuskan untuk menyerah menggunakan Smart Plug, setidaknya untuk sekarang. Produk ini sangat praktis, Penulis setuju, tetapi Penulis belum cocok. Setidaknya, sampai standar Matter mendukung energy monitoring, dan beberapa nama besar mulai bergabung ke ekosistem ini. Memilih colokan itu sangat penting, karena yang berkualitas rendah bisa merusak elektronik mahal Anda, atau lebih buruk lagi, menyebabkan kebakaran.
Kesimpulan: Smart Plug belum Sampai Di Tahap Itu

Pengalaman Anda mungkin berbeda, tetapi secara pribadi, Penulis rasa Smart Plug belum sampai di tahap yang nyaman bagi Penulis. Maksud Penulis, jika hanya on dan off, Penulis rasa harganya terlalu mahal, karena peralatan Penulis juga selalu tercolok juga (mencabutnya akan memicu Penulis untuk mengkonfigurasi beberapa peralatan lagi, yang pastinya merepotkan). Jadi, bagaimana pendapat Anda, Kawan? Apakah Anda merasa Smart Plug bermanfaat bagi Anda?
Dan, demikianlah artikel ini, Kawan. Maaf karena artikel ini terkesan sebagai keluhan, tetapi Penulis berharap artikel ini bisa memberikan perspektif baru kepada Anda. Seperti biasa, jika Anda memiliki pertanyaan, atau ingin berbagi pengalaman Anda, silakan berdiskusi di bawah ini. Akhir kata, terima kasih telah membaca sampai sejauh ini, dan sampai jumpa di artikel berikutnya!😁