
Do you speak English? Read the translated article here!
Seri A milik Samsung telah menjadi andalan pabrikan Korea ini untuk berperang di kelas menengah, segmen yang terpanas di kancah Android. Salah satunya adalah seri A3X, yang biasanya ditempatkan di lini bagian bawah. Namun kali ini, seri A3X sepertinya telah naik kelas, semakin mendekati kakaknya, yaitu seri A5X. Pada kesempatan kali ini Penulis akan mengulas tentang Galaxy A33 5G, dan melihat apakah Samsung masih memiliki taring di segmen menengah.
Sebagai catatan, varian yang akan diulas kali ini adalah varian yang menengah, dengan RAM 8GB dan penyimpanan 128GB.
Samsung Galaxy A33 5G: Desain dan Paket Penjualan

Dari tipisnya kotak Galaxy A33 5G, Anda akan langsung merasakan bahwa ada sesuatu yang hilang. Benar, Tuan dan Nyonya, Samsung Galaxy A33 5G tidak lagi menyertakan charger di dalam paket penjualannya. Tapi Samsung masih cukup baik untuk menyertakan kabel USB-C ke USB-C. Jadi, apa saja yang ada di dalam kotak?
- Samsung Galaxy A33 5G
- Kabel USB-C ke USB-C
- SIM Ejector
- Dokumentasi

Yap, itu saja. Tidak ada case, tidak ada screen protector.
Oke, mari kita bahas ponselnya. Walaupun isinya minim, ponsel ini masih terasa kokoh. Bagian belakangnya terbuat dari polikarbonat, iya, tapi permukaan halusnya terasa mahal dan enak disentuh. Ini mengingatkan Penulis pada seri Lumia dari Nokia yang sudah punah. Pada saat itu, Nokia sangat sukses membuat ponsel dengan bahan polikarbonat dan terlihat bagus dan mahal.
Oke, lanjut. Di bagian depan, ada layar besar 6,4″ Super AMOLED FHD+ 90Hz berikut dengan notch teardrop yang menyimpan kamera selfie 13MP dan sensor sidik jari di bawah layar. Bezel ponsel ini terlihat tebal, tapi masih oke di kelas harganya.

Di bagian belakang, ada empat kamera yang diposisikan mirip dengan seri S, cocok dengan apa yang sedang Samsung lakukan, yaitu memiripkan desain lini ponsel mereka, yang bisa berarti baik atau buruk, tergantung perspektif Anda.

Di bagian atas, ada mikrofon dan tempat SIM tray, yang bersifat hybrid, yang artinya Anda perlu memilih antara dual SIM atau satu SIM dengan kartu microSD.

Oh ya, karena ponsel ini punya rating IP67, SIM tray nya punya lapisan karet di bagian luarnya, mungkin berguna untuk mencegah air masuk ke dalam.

Di bagian bawah, ada mikrofon lagi, lubang speaker, dan port USB-C untuk pengisian daya dan koneksi data. Tidak, tidak ada headphone jack di sini.

Di sisi kanan, pada bagian frame plastiknya, ada tombol pengaturan volume dan daya.

Di sisi kiri, tidak ada apa-apa, bersih.

Secara keseluruhan, Penulis suka dengan desain Samsung Galaxy A33 5G. Terlihat sederhana dan minimalis, berbeda dengan kompetitornya yang mengedepankan warna mencolok dan ornamen-ornamen yang kurang berguna.
Samsung Galaxy A33 5G: Pengalaman Penggunaan
Performa
Samsung Galaxy A33 5G dilengkapi dengan Exynos 1280, SoC octa-core buatan Samsung dengan proses 5nm. Seperti yang kita ketahui, nama Exynos terkenal dengan performanya yang lebih buruk dibandingkan kompetitornya dari Qualcomm atau Mediatek, tapi hei, mari kita lihat apakah sudah ada perbaikan. Berikut hasil benchmark Antutu dan Geekbench jika Anda tertarik:


Sensornya ternyata juga sudah hampir lengkap, hanya kurang sesnor suhu, yang sepertinya juga jarang digunakan.

Walaupun terkenal buruk, Exynos 1280 sebenarnya sangat stabil, dan tidak mudah mengalami throttling. Manajemen panasnya juga luar biasa. Ponsel ini tidak cepat panas.

Untuk gaming, sepertinya Samsung perlu bekerjasama dengan lebih banyak developer untuk optimalisasi, atau meningkatkan kekuatan GPU SoC ini. Penulis mencoba bermain Genshin Impact pada setting low 30 fps selama 30 menit, dan Penulis mengalami frame drop yang cukup terasa, terutama saat battle. Walaupun ponsel ini menghangat selama sesi bermain, ponsel ini juga cepat turun suhunya.
Tapi itu untuk Genshin Impact, salah satu permainan yang paling ganas untuk ponsel. Bagaimana dengan game yang lebih ringan, PUBG Mobile misalnya? Yah, sebenarnya cukup mulus, dan Penulis bisa menyelesaikan 1 hingga 2 match tanpa merasa terganggu dengan performanya. Sayangnya, setting grafis yang tersedia hanya sampai Balanced – High.

Oke, semuanya terlihat bagus sampe saat ini. Bagaimana dengan pengalaman penggunaannya?
Tampilan dan Penggunaan Harian
Samsung A33 5G tentu saja menggunakan One UI, UI andalan Samsung setelah TouchWiz yang terkenal tidak bagus. Setelah beberapa hari menggunakannya, Penulis ternyata lebih menyukai One UI dibandingkan MIUI. Entah kenapa, mungkin karena One UI lebih… bersih? Entah kenapa lebih terasa Android, dibandingkan dengan MIUI yang punya banyak fitur yang Penulis sendiri kadang tidak tahu. Tapi hei, ini semua masalah selera, bukan?
Tapi One UI di Galaxy A33 5G punya keanehan tersendiri. Walaupun Samsung sudah mundur dari menyematkan iklan seperti beberapa pabrikan Tiongkok, masih ada saja notifikasi seperti iklan yang cukup menjengkelkan. Untungnya, iklan macam ini cukup mudah dimatikan.

Yang tidak bisa Anda matikan adalah keputusan Samsung untuk menghilangkan fitur Always On Display di Galaxy A33 5G, walaupun sebenarnya secara hardware, ponsel ini sangat mampu. Ya, Anda tidak salah membaca, Anda tidak bisa menyalakan AOD di perangkat ini. Yang lebih menjengkelkan adalah ketika ponsel sedang dalam kondisi charging atau ketika dia meminta sidik jari Anda, hanya sebagian dari layar menyala, sama seperti AOD sesungguhnya, yang membuat Penulis berpikir bahwa keputusan ini adalah murni bersifat bisnis dari Samsung. Mereka terus mengejek Apple tapi diam-diam meniru cara berbisnis mereka dari belakang…

Lalu, di bidang performa UI, inilah salah satu area yang perlu diperbaiki Samsung. Walaupun melakukan scrolling di 90Hz kebanyakan terasa halus, terkadang Anda akan merasakan sedikit lag. Bahkan ketika melakukan scrolling di Play Store, lag ini juga bisa terasa. Kebanyakan waktu sebenarnya tidak masalah, tapi ketika masalah ini terjadi, cukup membuat marah, terutama ketika Anda sadar bahwa Galaxy A33 5G memiliki harga yang cukup tinggi di kalangan kelas menengah. Semoga saja masalah performa ini bisa diperbaiki melalui software update.
Sedangkan untuk konsumsi multimedia, layar Super AMOLED yang terang masih membuktikan bahwa Samsung masih ahli di bidang layar. Walaupun dibandingkan dengan Xiaomi 12 Pro milik Penulis, terkadang Penulis kadang merasa layar Samsung Galaxy A33 5G ini lebih terang dan berwarna. Untuk speaker, cukup kencang, dan jika Anda bertanya-tanya, Samsung menggunakan earpiece sebagai speaker ke-dua untuk menghasilkan efek stereo.
Oh, dan apakah Penulis sudah memberitahu kalau Samsung Galaxy A33 5G punya sertifikasi IP67? Ini artinya ponsel ini tahan debu dan bisa bertahan di dalam air 1 meter selama 30 menit. Ini tentunya akan membuat Anda tenang ketika tiba-tiba terjadi hujan atau Anda membawa ponsel Anda di kamar mandi atau kolam renang. Bagian depannya juga sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 5, yang seharusnya membuat ponsel ini lebih tahan banting lagi.
Kamera
Samsung Galaxy A33 5G dilengkapi dengan 4 kamera:
- 48MP OIS PDAF wide
- 8MP ultra-wide
- 5MP macro
- 2MP depth
Sebenarnya yang pantas dibicarakan hanyalah 2 kamera pertama, terutama kamera utamanya, yang sepertinya masih satu-satunya di kelasnya yang punya OIS. Sedangkan untuk 2 sisanya, yah, sepertinya tidak banyak digunakan, dan mungkin hanya ada untuk marketing saja.
Jadi, tanpa berbasa-basi lagi, berikut beberapa hasil jepretannya:










Daya Tahan Baterai
Apa yang dikorbankan oleh Exynos di sisi performa, dikembalikan dalam bentuk daya tahan baterai. Samsung Galaxy A33 5G dilengkapi dengan baterai 5.000mAh, yang bertahan sangat lama, bahkan lebih lama dari Xiaomi 12 Pro Penulis.
Dalam pengujian Penulis, 30 menit dengan aplikasi campuran (kecuali game) hanya memakan 5% baterai saja.

Sedangkan untuk gaming, 30 menit bermain Genshin Impact memakan hanya 8% baterai.

Walaupun daya tahan baterainya luar biasa, kecepatan charging-nya sangatlah lamban. Semenjak permasalahan di Note 7, Samsung sepertinya tidak tancap gas dalam mengembangkan teknologi charging mereka, bahkan memanggil 25W sebagai super-fast charging. Bah, bandingkan saja dengan 120W milik Xiaomi, yang sudah bukan tandingannya lagi. Apapun itu, menggunakan charger 30W, mengisi dari 20% ke 100% memakan waktu 90 menit… sangat menjengkelkan.

Yang lebih membingungkan lagi, adalah proses charging-nya sendiri terkadang error. Penulis pernah mengalami baterainya tidak mau diisi (walaupun ada icon charging-nya) selama berjam-jam. Penulis harus melepas kemudian mencolokannya lagi agar mau diisi. Bayangkan Anda sudah meninggalkan ponsel Anda semalaman dalam keadaan tercolok, hanya untuk sadar besoknya bahwa ponsel Anda tidak terisi sama sekali…
Pembaruan Software
Samsung baru-baru ini menjanjikan pembaruan software jangka panjang pada seluruh lini ponsel mereka. Galaxy A33 5G berhak mendapatkan 4 pembaruan Android, dan 5 tahun pembaruan keamanan. Untuk sebuah ponsel kelas menengah, ini sangatlah panjang.
Tapi sepertinya Samsung menepati janji mereka. Galaxy A33 5G Penulis sudah mendapatkan pembaruan 1x hanya sebulan setelah membelinya. Namun, selain pembaruan keamanan, pembaruan ini sepertinya juga membawa perbaikan performa, yang walaupun kecil (scrolling sepertinya sudah terasa lebih halus, walaupun masih ada sedikit lag, walaupun nilai benchmark masih sama), masih tetap berarti.

Oke, mari berharap untuk segera mendapatkan pembaruan ke One UI 5 dengan Android 13!
Samsung Galaxy A33 5G: Kesimpulan

Di rentang harga ini, Samsung Galaxy A33 5G menawarkan sesuatu yang unik. Meskipun kebanyakan Android di kelas menengah fokus pada performa, Galaxy A33 fokus pada hal yang lain. OIS di kamera, layar AMOLED, speaker stereo, janji 4 tahun pembaruan software dan 5 tahun pembaruan keamanan, dan tentu saja nilai IP67, membuat Samsung Galaxy A33 5G menjadi sebuah ponsel yang cocok bagi mereka yang ingin melakukan hal lain selain gaming. One UI nya juga mengingatkan kenapa Penulis dulu suka pada Samsung, namun berpindah ke MIUI.
Tentu saja, jika Anda mencari performa, ada banyak ponsel keluaran pabrikan Tiongkok yang lebih baik yang menunggu Anda, seperti seri angka dari Realme, seri Redmi Note dari Xiaomi, dan seri F dari POCO. Bukan berarti mereka kurang bagus di fitur lain, tapi ada alasan kenapa Samsung masih menjadi pemain terbesar di pasar Android walaupun harganya masih cenderung lebih mahal, dan itu adalah rasa tidak asing dan kokoh yang banyak dicari penggunanya.
Kelebihan
- Rating perlindungan IP67
- Daya tahan baterai panjang
- Janji pembaruan software yang lama
- Pemilihan hardware yang bagus selain CPU.
Kekurangan
- Exynos 1280 performanya seharusnya bisa lebih baik lagi
- Tidak ada AOD walaupun sebenarnya ponselnya bisa menjalankannya
- Kecepatan charging yang lambat
Oke, sepertinya demikianlah ulasan kali ini, Kawan. Semoga ulasan ini bisa bermanfaat bagi Anda. Seperti biasa, jika Anda punya pertanyaan, komentar, atau hal lainnya yang ingin Anda bahas di blog ini, tuliskan saja di kolom komentar di bawah. Akhir kata, terima kasih telah berkunjung, dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😀
Anda tertarik membelinya? Anda bisa mendapatkannya di sini!