Do you speak English? Read the translated article here!
Selamat datang di artikel opini / editorial yang baru! Kali ini, kita akan membahas tentang keperluan membeli sebuah tablet sebagai teman smartphone, atau bahkan yang lebih ekstrim, pengganti laptop Anda. Mengapa, karena jujur saja, menurut Penulis, tablet berada di posisi yang agak membingungkan. Perangkat ini terlalu besar sebagai ponsel, tapi tidak se-powerful Mac atau PC, tergantung dari apa yang Anda lakukan. Banyak orang, termasuk Penulis sendiri, juga punya pertanyaan yang sama, dan sering ditanyakan.
Jadi, apakah Anda juga sedang bingung apakah Anda memerlukan sebuah tablet atau tidak? Mari kita cari tahu bersama!
Kebutuhan akan Sebuah Tablet
Sayangnya, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena memang sebenarnya ada banyak faktor yang bermain, yang akan coba kita bahas satu per satu.
Untuk Apakah Tablet Ini?

Mungkin ini adalah pertanyaan yang paling mendasar sebelum Anda mulai mencari tablet mana yang dibeli. Masing-masing punya kebutuhan dan tujuannya sendiri. Contohnya, jika Anda hanya menggunakan tablet untuk bermain game ringan, menonton video, kerja kantor ringan, dan web browsing, tablet apapun bisa melakukan ini semua.
Namun, jika Anda akan menggunakan tablet ini untuk mendukung pekerjaan Anda, pertanyaan berikutnya yang harus Anda jawab adalah, apakah aplikasi pendukung pekerjaan Anda sudah ada di platform yang ingin Anda pilih? Contohnya, jika aplikasi kerja Anda bersifat kuno atau legacy, maka Anda membutuhkan tablet Windows, karena aplikasi-aplikasi tersebut tidak akan ada di Android ataupun iOS. Jika aplikasi kerja Anda bersifat multi-platform, maka selamat, Anda bisa memilih OS manapun yang Anda suka.
Pertanyaan terakhir, apakah Anda membutuhkan aksesoris eksternal untuk menunjang pekerjaan Anda? Contohnya, bagi para pekerja seni, mempunyai stylus adalah kewajiban untuk menggambar di tablet. Bagi pekerja kantoran, penulis, atau editor video, keyboard dan mouse akan sangat-sangat membantu pekerjaan mereka. Nah, setelah Anda tahu aksesoris apa saja yang Anda butuhkan, pertanyaan berikutnya adalah, apakah tablet yang akan Anda beli mendukung semua aksesoris tersebut?

Pertanyaan bonus: bagaimana dengan ekosistem tablet Anda? Contohnya, jika Anda punya sebuah Mac, maka sebisa mungkin, memilih sebuah iPad adalah pilihan yang lebih baik, karena iPad sudah terintegrasi kuat dengan ekosistem Apple. Anda bisa menggunakan handoff, shared clipboard, atau bahkan menggunakan iPad Anda sebagai layar tambahan! Hal yang sama juga berlaku untuk Huawei, jika Anda bisa hidup tanpa layanan Google di tablet-tablet mereka. Usahakan untuk meluangkan waktu untuk meriset hal ini, karena tentunya hal ini akan menambah nilai tablet Anda nanti untuk jangka panjang.

Seberapa Performa yang Anda butuhkan?
Nah, setelah Anda tahu apa tujuan Anda membeli tablet, pertanyaan berikutnya sedikit lebih sulit: berapa banyak performa yang Anda butuhkan? Pertanyaan ini berhubungan dengan spesifikasi tablet yang akan Anda beli, dan lagi, jawabannya sangat tergantung dengan jawaban Anda pada pertanyaan pertama.
Konsumsi media, bermain game ringan, dan kerja kantor ringan seharusnya tidak memakan banyak sumber daya dari tablet Anda. Tablet apapun dengan CPU quad-core dan RAM 4GB seharusnya sudah cukup. Apapun di bawah itu, tolong lihat video-video ulasan di YouTube atau situs ulasan gadget, karena mungkin Anda bisa mengalami lag dan stutter yang kurang menyenangkan.

Beban kerja yang lebih berat, Penulis rekomendasikan untuk melirik seri yang lebih high-end, seperti iPad Pro, lini Samsung Tab S, atau bahkan tablet Windows kelas atas. Seiring makin kompleksnya aplikasi, begitu pula kebutuhan sumber dayanya. Contohnya, Anda tentu saja tidak berharap bisa mengedit video 4K secara halus pada Galaxy Tab A atau Surface Go dengan spek seadanya, bukan?
Seberapa Banyak Anggaran yang Akan Anda Keluarkan?
Nah, sekarang karena Anda telah mengetahui tujuan dan seberapa performa yang Anda butuhkan (semoga), pertanyaan tersulit yang perlu Anda jawab adalah, seberapa besar anggaran Anda? Seiring meningkatnya spesifikasi yang dibutuhkan, begitu pula dengan harganya.
Untuk aktivitas konsumsi media, bermain game ringan, dan kerja kantor ringan, iPad model paling bawah seharusnya sudah cukup. Tentu saja, Anda boleh menambah jumlah storage menjadi 256GB, tapi Penulis tidak menyarankan untuk menambah dana lebih untuk koneksi seluler, kecuali Anda sangat membutuhkannya.

Keputusan Anda akan menjadi lebih sulit ketika Anda mencoba naik ke tingkat yang lebih tinggi. Jika Anda butuh performa setara iPad Pro, tapi anggaran Anda tidak cukup, Anda bisa turun ke iPad Air. Keduanya punya M1 chip yang sama-sama gilanya (bahkan Penulis rasa software-nya yang menahan potensi dari hardware-nya), tapi Anda mengorbankan ruang penyimpanan awal, layar, dan kamera. Hal yang sama juga terjadi di lini Galaxy Tab S milik Samsung. Masing-masing ditenagai dengan Snapdragon 8 Gen 1 terbaru, dengan perbedaan di ukuran dan jenis layar, kamera, dan baterai. Jika Anda mencari alternatif yang lebih terjangkau, Xiaomi Pad 5 juga menarik Anda lirik, dengan Snapdragon 860 yang sebenarnya masih sangat mumpuni.

Anda yakin Tidak Mau Membeli PC / Mac saja?
Ini adalah pertanyaan opsional. Jika Anda sudah tahu bahwa Anda akan menggunakan tablet Anda untuk kerja yang lebih intensif, tanyakan ini pada diri Anda: “Apakah Anda yakin tidak mau membeli komputer ‘sesungguhnya’, seperti PC / Mac saja?”

Mengapa, karena membeli PC / Mac jauh lebih mudah. Tentunya mereka sudah didukung aplikasi kelas profesional, jauh lebih mudah untuk digunakan (dengan keyboard dan mouse / trackpad bawaan), dan secara umum lebih powerful dan lebih cocok digunakan untuk bekerja. Sayangnya, walaupun tablet sudah semakin lebih powerful setiap tahun, anggapan umum masih saja menempatkan mereka sebagai perangkat hiburan atau tambahan saja.
Tablet Mana yang akan Dibeli
Sekarang, ada 3 jenis tablet yang populer di pasaran: iPad, Android, dan Windows. Kita akan melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semoga ini bisa mempermudah Anda mengambil keputusan.
iPad
Ada alasan mengapa iPad menguasai pasar tablet sejak beberapa tahun lalu. Lini ini diperbarui secara konsisten, punya segmentasi yang baik (dari low-end sampai high-end), dan terdapat ekosistem aksesoris dan perangkat, baik dari Apple sendiri, ataupun dari pihak ke-tiga.

Bahkan seri iPad paling bawah sudah lebih dari cukup untuk penggunaan harian seperti konsumsi media, editing foto sederhana, pekerjaan kantoran seperti meng-edit spreadsheet atau beberapa dokumen Word. Jika Anda perlu sesuatu yang lebih bertenaga, Anda bisa naik ke seri Air atau Pro, walaupun Penulis rasa iPad yang biasa saja sepertinya sudah cukup dengan kebutuhan kebanyakan orang.
iPad, menurut Penulis, juga merupakan pilihan yang paling aman, karena dukungan software yang panjang. Ibu Penulis masih menggunakan iPad Air 2 dari 2014 untuk kegiatan web browsing dan pekerjaan kantoran, dan beliau tidak pernah mengeluhkan performanya. Sebagai bonus, seperti perangkat Apple kebanyakan, iPad punya nilai jual kembali yang kuat.
Sisi buruknya? Yah, tentu saja harga dan ruang penyimpanannya. Untuk model terbawah, Anda hanya akan mendapatkan 64GB, dan ruangan sekecil itu cukup menantang untuk menyimpan semua media Anda. Anda perlu merogoh kocek lebih dalam sekitar 1,5 juta untuk penyimpanan tambahan, dan sekitar 2,5 juta untuk koneksi seluler. Selain itu, lini iPad Pro juga harganya sangat, sangat mahal jika Anda naikkan spesifikasinya, dan perlu diingat juga, aksesoris pentingnya (Apple Pencil dan Magic Keyboard) dijual terpisah, dan tentunya, mahal juga.

Android
Walaupun Android telah menjadi musuh bebuyutan iOS di pasar ponsel, Android tidak punya taring di pasar tablet. Android pertama kali mencoba menantang iPad dengan versi 3.0 (Honeycomb) di tahun 2011. Sayangnya, pangsa pasar tablet Android terus turun semenjak itu. Saat ini, hanya ada 2 merek besar yang secara konsisten merilis tablet Android secara konsisten: Samsung, Xiaomi, Huawei, dan Amazon. Amazon jelas tidak menjual perangkatnya secara resmi di Indonesia, dan perangkat Huawei juga tidak didukung oleh Google Services.
Jujur saja, bagi Penulis, pengalaman menggunakan tablet Android tidak semenarik di iOS. Tampilannya lebih mirip ke ponsel yang dibesarkan untuk memenuhi layar besarnya. Prinsip ini juga berlaku di banyak aplikasi. Tidak banyak developer yang mengoptimalisasi aplikasi Android mereka untuk tablet, mungkin karena pangsa pasarnya tidak sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.
Kemudian, ada juga perkara dukungan software. Hanya baru-baru ini saja, merek Android besar seperti Samsung dan Xiaomi berjanji untuk menambah masa dukungan software perangkat mereka, menjanjikan pembaruan hingga 3 versi Android dan 4 tahun pembaruan keamanan. Hanya waktu yang bisa membuktikan apakah mereka akan menepati janjinya.
Namun, terlepas dari kekurangannya, tablet Android dikenal lebih terjangkau, dan ekosistemnya yang bersifat terbuka tentunya memudahkan developer dalam mengembangkan aplikasi mereka. Mungkin itulah mengapa beberapa perusahaan lebih senang berinvestasi di tablet Android ketimbang iPad.

Windows
Ya, Windows masih terus mencoba masuk ke pasar tablet, dan jujur saja, lini Surface Pro mereka ternyata cukup populer di kalangan pebisnis dan pekerja kantoran. Beberapa merek juga mencoba peruntungan mereka di ranah PC tablet, seperti Lenovo dengan lini YOGA Duetnya, dan HP dengan lini Spectre Folio. Sayangnya, tablet PC yang mumpuni biasanya harganya tidak terjangkau.

Berdasarkan pengalaman terbatas Penulis, tampilan Windows masih belum optimal untuk touchscreen seperti Android atau iOS. Ya, tentu lebih baik dari sebelumnya, tapi menurut Penulis belum cukup untuk menantang Android dan iOS. Terakhir kali Penulis mencobanya dengan HP Spectre x360, Penulis tidak terlalu suka menggunakan mode tablet-nya terlalu lama. Selain karena bentuk dan bobotnya yang tidak nyaman, mode layar sentuhnya juga tidak terlalu bagus.

Namun, jika Anda membutuhkan portabilitas dan tidak terlalu ambil pusing dengan keterbatasan tampilannya, sebenarnya tablet Windows adalah pilihan yang tepat untuk produktivitas. Platform ini berjalan pada arsitektur x86, yang membuat Anda bisa menjalankan semua aplikasi Windows. Hanya jangan harap perangkat ini bisa sekencang gaming laptop atau desktop yang sesungguhnya, karena kebanyakan tablet memiliki kipas yang jauh lebih kecil (bahkan ada yang tidak punya sama sekali). Oh, dan tentu saja, Anda mungkin perlu beli keyboard dan mouse tambahan, jika tidak disertakan dalam paket penjualannya.
Tips Tambahan untuk Menemukan Tablet Sempurna Anda
Tonton Review di YouTube atau Situs Teknologi
Belakangan ini, YouTube adalah tempat andalan Penulis untuk menonton review. Walaupun Penulis lebih suka membaca (maka dari itu ada blog ini), Penulis harus akui bahwa menonton YouTube jauh lebih cepat ketimbang membaca artikel jika Anda sedang terburu-buru. Jika Anda memilih tablet dari merek yang besar dan terkenal, besar kemungkinan akan ada ulasan tentang perangkat tersebut.
Untuk memastikan netralitas dan menambah wawasan tentang produk yang ingin Anda beli, Penulis sangat merekomendasikan untuk menonton lebih dari 1 video, karena bisa saja ada hal yang terlewat atau belum dibahas di video sebelumnya.
Cobalah Langsung di Toko
Pada akhirnya, tidak peduli seberapa bagus sebuah produk di atas kertas, jika Anda tidak nyaman menggunakannya (seperti HP Spectre x360 Penulis di mode tablet), Anda tidak akan pernah ingin menggunakannya. Itulah mengapa Penulis bersikukuh (atau berharap) bahwa toko-toko fisik tidak akan punah dalam waktu dekat. Jadi, jika Anda benar-benar ingin membeli sesuatu, jika Anda punya waktu luang untuk mampir ke toko elektronik, maka lakukanlah.
Percayalah, begitu Anda sudah mencoba perangkatnya secara langsung, dan membayangkan bagaimana hidup dengannya, Anda akan jauh lebih mudah membuat keputusan.
Kesimpulan
Membeli sebuah tablet, tergantung dari kebutuhan Anda, bisa menjadi suatu tugas yang sulit. Anda perlu mempertimbangkan untuk apa tablet itu akan digunakan, spesifikasi yang dibutuhkan, dan yang paling penting, kompatibilitas dengan aplikasi-aplikasi yang sering Anda gunakan. Semoga artikel ini bisa membantu Anda mengambil keputusan tersebut. Jika Anda punya pertanyaan lain, jangan segan untuk menanyakannya di kolom komentar. Akhir kata, seperti biasa, selamat berburu, dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😄