
Do you speak English? Read the translated article here!
Harus diakui, bahwa Internet telah mengubah TV yang sudah kita ketahui dari dulu. Dulu kita bergantung pada antena eksternal untuk mendapatkan saluran TV yang ingin kita tonton. Kemudian, kita masuk ke era TV digital yang jauh lebih jelas dengan resolusi yang lebih tinggi. Sekarang, kita mungkin sudah tidak lagi menonton TV. Kita melakukan streaming untuk menonton berita dan acara favorit kita.
Namun, seperti yang kita semua tahu, streaming membutuhkan koneksi Internet, sesuatu yang masih jarang ditemukan pada TV di beberapa tahun yang lalu. Bagaimana jika Anda ingin menikmati semua acara streaming di TV layar besar Anda, tapi tidak ingin membeli TV yang baru?
Yang Anda butuhkan, adalah streaming stick. Salah satu yang termurah dan paling mudah digunakan adalah Mi TV Stick milik Xiaomi. Alat ini sangat mudah digunakan hingga Penulis membeli 2 sekaligus dan sudah menggunakannya selama sebulan lebih. Inilah yang Penulis pikirkan tentang alat kecil ini.
Mi TV Stick: Desain dan Paket Penjualan
Dus Mi TV Stick ini sangat sederhana. Anda akan segera tahu bahwa setidaknya Anda akan mendapatkan sebuah dongle dan remote, dan Anda akan dapat menggunakan perangkat ini untuk menonton Netflix, YouTube, dan sebagainya.

Bukalah kotaknya, dan Anda akan menemukan barang-barang ini di dalam paket penjualannya:
- Mi TV Stick
- Mi Bluetooth Remote
- Kabel extension HDMI
- Catu daya 5W
- Kabel USB-A ke micro-USB
- Manual pengguna Sayangnya, Xiaomi tidak menyertakan sepasang baterai AAA untuk remot-nya, tapi mengingat harganya, Penulis rasa cukup wajar Xiaomi tidak menyertakannya.

Sekarang, mari kita bahas barang utamanya, yaitu Mi TV Stick itu sendiri. Bentuknya seperti flashdisk yang sangat besar, hanya saja Anda perlu mencolokannya ke port HDMI. Stick ini mengambil daya dari catu daya 5W yang disertakan dalam paket penjualan lewat port micro USB. Melihat perangkat ini yang sifatnya colok sekali kemudian lupakan, sepertinya USB-C tidak terlalu dibutuhkan.


Untuk remote-nya, tersambung ke Mi TV Stick lewat sambungan Bluetooth, dimana akan Anda atur ketika menyalakan perangkat ini untuk pertama kali. Remote ini terasa halus dan mahal, meskipun terbuat dari plastik. Tombolnya juga terasa clicky, dan penempatan tombolnya sangat mudah diingat.

Remote ini ditenagai sepasang baterai AAA yang dapat dilepas. Sayangnya, baterai ini tidak disertakan dalam paket penjualan, jadi Anda harus membelinya secara terpisah. Awalnya, Penulis sedikit kecewa, tapi setelah melihat lagi harganya, yah, Penulis rasa hal ini bisa diterima.

Sayangnya, baterai tidak disertakan dalam paket penjualan.
Kabel perpanjangan HDMI laki-perempuan yang disediakan sangat berguna jika TV Anda berada di posisi yang agak berjauhan dari colokan listrik.

Mi TV Stick: Pengalaman Pemakaian
Menggunakan Mi TV Stick sangat mudah dan sederhana. Colokkan saja Mi TV Stick ke TV, dan hubungkan dengan catu daya yang ada, dan selesai. Pergilah ke saluran HDMI yang digunakan pada TV Anda, dan Mi TV Stick akan langsung menyala. Pada saat setup pertama, Anda perlu melakukan pairing dengan remote, dan masuk ke akun Google Anda. Jika Anda tidak punya keyboard wireless untuk mengetik, jangan khawatir, karena kebanyakan aplikasi Android TV yang baru sudah mendukung proses sign in lewat web ataupun ponsel.

Karena Android TV berbasis, yah, Android, Anda bisa meng-install aplikasi tambahan lewat Play Store, sama seperti ponsel Android, meskipun agak lebih sulit karena tidak adanya interaksi sentuh.

Google benar-benar melakukan hal yang benar dengan tampilan Android TV. Icon besar digabungkan dengan kesederhanaan D-Pad di remote-nya seharusnya memudahkan siapapun untuk terbiasa dengan tampilannya. Seperti saudaranya di ponsel, Anda bisa menkustomisasi tampilan Android TV, tapi tampilan awalnya sepertinya sudah cukup, setidaknya bagi Penulis.

Mi TV Stick memiliki ruang penyimpanan “hanya” sebesar 5GB. Walaupun ruang ini cukup lega untuk aplikasi streaming seperti Netflix dan Disney Plus, Penulis rasa tidak cukup untuk menyimpan video Anda secara offline dan meng-install banyak game di alat yang kecil ini.

Berbicara tentang game, Mi TV Stick ditenagai oleh CPU Cortex A53 tanpa nama, yang sudah cukup usang dan lemah, dan RAM sebesar 1GB. Perangkat ini jelas bukan sebuah perangkat gaming. Bahkan, Penulis kadang mengalami sedikit lag ketika mencoba membangunkan dan mematikan Mi TV Stick. Jika Anda ingin membeli Mi TV Stick untuk kebutuhan gaming, Penulis sarankan Anda untuk memikirkannya ulang.

Satu fitur tambahan yang Penulis suka adalah Chromecast built-in. Fitur ini memperbolehkan Anda untuk memindahkan layar Android Anda ke TV lewat koneksi wi-fi. Anda bisa memindahkan layar PC atau Mac Anda juga, tapi Anda perlu mengunduh Google Chrome. Fitur ini sangat berguna jika Anda ingin melakukan presentasi, atau membagikan apa yang Anda tonton ke seluruh anggota keluarga Anda.
Kesimpulan
Jika Anda punya HDTV kelas atas dari beberapa tahun lalu yang punya OS yang sudah lama (atau bahkan tidak ada), atau tidak ingin membeli sebuah Smart TV baru, Mi TV Stick bisa menjadi cara yang tercepat untuk membuat TV Anda menjadi smart. Penulis rasa cara ini jauh lebih ekonomis ketimbang membeli sebuah TV baru.
Namun, perlu diingat bahwa dengan harga segitu, Anda mungkin terkadang bisa mengalami performa yang lambat. Jika Anda tidak masalah dengan hal itu (sejujurnya, Penulis tidak bisa memikirkan skenario penggunaan yang lain untuk Android TV ini selain untuk menonton, jadi seharusnya tidak ada masalah), silahkan beli saja. Anda tidak akan menyesal. Penulis tahu karena dirinya tidak menyesal.
Kelebihan
- Plug and Play, sangat mudah digunakan
- Punya Chromecast bawaan
- Performa wi-fi yang oke
- Kualitas remote yang oke
Kekurangan
- Terkadang mengalami penurunan performa
- Tidak ada baterai yang disertakan dalam paket penjualan
Oke, demikianlah artikel ini, Kawan. Penulis harap artikel ini bisa bermanfaat bagi Anda. Seperti biasa, jika Anda punya pertanyaan, jangan segan untuk menanyakannya di kolom komentar di bawah. Akhir kata, terima kasih telah berkunjung, dan sampai jumpa di artikel berikutnya! 😀