Do you speak English? Read the translated article here.
Kita kembali pada artikel berbasis opini. Pada kesempatan kali ini, Penulis ingin membahas apakah Anda seharusnya membeli ponsel flagship lama atau kelas menengah yang baru, terutama jika Anda membutuhkan ponsel baru dan dana yang terbatas. Jujur saja, tidak mudah untuk memilih jika Anda tidak mengerti apa yang Anda inginkan, bukan? Tentu saja penjual akan menawarkan produk terbaru, namun lama bukan berarti usang, bukan?
Artikel ini akan dibagi menjadi dua bagian: Flagship lama dan Menengah. Pada masing-masing bagian Penulis akan menuliskan plus dan minusnya. Semoga saja cukup jelas untuk dibaca dan dimengerti.
Ponsel Flagship Lama

Ilustrasi ponsel flagship tahun 2015
Plus:
- Merupakan yang terbaik saat itu
- Dari manapun Anda melihat, ponsel flagship lama adalah yang terbaik saat mereka berjaya. Hanya saja, mereka tidak memiliki cukup teknologi untuk menyaingi penerus mereka. Jangan lupa bahwa mereka memiliki desain, fitur, dan performa terbaik saat diluncurkan. Meskipun telah berumur lebih dari satu tahun, kebanyakan mereka masih tetap cukup powerful untuk menyaingi ponsel-ponsel kelas menengah dan menjalankan tugas sehari-hari.
- Fitur Premium
Kamera LG G4 masih dianggap sebagai salah satu kamera ponsel terbaik saat ini.
- Flagship dibuat untuk merajai pasar, sehingga jelas mereka memiliki fitur-fitur khusus yang tidak dimiliki ponsel di kelas di bawahnya. Contohnya, kamera milik LG G4 masih dianggap sebagai salah satu kamera terbaik pada ponsel. Contoh lainnya adalah fitur anti-air pada Xperia seri Z milik Sony (sekarang berganti menjadi X kemudian XZ). Sangat sedikit sekali ponsel kelas menengah yang memiliki fitur anti-air ini.
- Memiliki nilai value-for-money yang tinggi
- Barang elektronik tidak seperti saham. Harga mereka tidak pernah naik, hanya pernah turun. Umumnya, harga flagship lama diturunkan cukup signifikan pada tahun berikutnya, sehingga Anda bisa mendapatkannya dengan harga cukup murah. Mohon diperhatikan jika poin ini tidak selalu berlaku. Lakukanlah riset tentang harga dan ponsel secara menyeluruh sebelum Anda memutuskan untuk membelinya.
Lebih mungkin mendapatkan update software
Xperia Z5 yang sudah berumur 1 tahun akan mendapatkan update ke Nougat
- Perusahaan mencintai flagship mereka, yang merupakan sumber pemasukan terbesar mereka. Lagipula, banyak orang lebih memilih flagship tidak hanya untuk kekuatan fitur saja, melainkan juga gengsi. Maka dari itu, Perusahaan harus membuat mereka puas dan gembira agar pelanggan bisa setia. Inilah mengapa ponsel flagship mendapatkan update dan dukungan lebih lama dibandingkan ponsel kelas menengah. Sebagai contoh, lihatlah seri S dan Note milik Samsung. Mereka mendapatkan update dan security patch secara berkala dibandingkan ponsel-ponsel kelas menengahnya seperti seri J, bukan? Tentu saja, poin ini hanya berlaku untuk ponsel yang berumur kurang lebih setahun, karena Perusahaan biasanya hanya akan mendukung suatu flagship selama kurang lebih 2 tahun.
Minus:
- Mungkin tidak tersedia baru
Di Amerika Serikat, Samsung menjual ponsel-ponsel refurbished secara resmi. Sayangnya, layanan ini belum tersedia di Indonesia.
- Meskipun tidak selalu terjadi, Perusahaan sangat berhak untuk menghentikan produksi ponsel-ponsel lama segera setelah penerusnya diluncurkan. Setelah diberhentikan, tentu saja stok di pasaran akan menipis, yang bisa berarti toko-toko akan menggelar clearance sale untuk menghabiskan stok. Jika stok habis, maka Anda tentu saja tidak akan bisa mendapatkan ponsel tersebut dalam keadaan baru, bukan? Anda masih bisa mendapatkan barang bekas, namun perlu diingat bahwa tidak semua barang bekas ada dalam kondisi baik dan terawat. Anda juga bisa mendapatkan barang refurbished atau certified pre-owned, namun yang resmi hanya berada pada daerah-daerah tertentu saja, dan setahu Penulis, di Indonesia tidak ada perusahaan yang menawarkan hal ini.
- Tidak mendapatkan teknologi terbaru
- Dalam hal kekuatan, ponsel flagship mungkin masih memilikinya. Dalam hal teknologi, mungkin tidak. Contohnya, CPU-CPU terbaru biasanya lebih hemat daya, dan teknologi quick charging menjadi lebih cepat tiap tahunnya. Biasanya hal ini bukan masalah, namun tidak ada salahnya untuk tahu, bukan?
- Salah satu contohnya adalah SoC Snapdragon 625 milik Qualcomm, yang akan Penulis jelaskan lebih lanjut di bawah.
- Biaya servis yang lebih mahal dan ketersediaan spare part
- Produk-produk yang sudah discontinued, meskipun tidak selalu, berarti spare part yang juga telah discontinued. Ini berarti jika ponsel Anda rusak, Anda harus:
- Menunggu waktu lama untuk spare part
- Meskipun suatu ponsel masih diproduksi, spare part mungkin masih tetap saja langka dan tersimpan dalam kota-kota besar (seperti Jakarta). Ini dapat berarti waktu perbaikan yang lebih lama, kecuali jika Anda tinggal di kota tersebut. Kadangkala, pusat perbaikan akan mengirimkan ponsel Anda untuk diperbaiki di kota tersebut, yang dapat memakan waktu berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.
- Biaya servis lebih mahal
- Berkat hukum supply and demand, Anda mungkin harus membayar lebih mahal untuk menebus spare part yang langka. Biasanya ini hanya berlaku pada pusat-pusat perbaikan di luar yang resmi, karena biasanya pusat perbaikan resmi sudah berharga mahal, tidak peduli apakah spare part langka atau tidak.
- Menunggu waktu lama untuk spare part
- Produk-produk yang sudah discontinued, meskipun tidak selalu, berarti spare part yang juga telah discontinued. Ini berarti jika ponsel Anda rusak, Anda harus:
- Berurusan dengan spare part non-original
- Bukan rahasia lagi kalau pusat perbaikan pihak ke tiga mungkin menggunakan produk non-original jika produk original sudah tidak ada atau terlalu mahal. Dalam hal kecocokan, tentu saja cocok. Dalam hal performa, mungkin saja tidak. Kemungkinan terburuk, part tersebut tidak akan tahan lama.

Spare Part. Banyak orang menyangka mereka tidak diperlukan, padahal tanpa mereka, ponsel Anda akan menjadi “Rusak Beli Baru”.
Oke, demikianlah ulasan tentang ponsel flagship lama. Bagaimana dengan ponsel-ponsel kelas menengah?
Ponsel Kelas Menengah

Ilustrasi ponsel kelas menengah
Plus:
- Teknologi baru
Snapdragon 625, meskipun tidak sekuat Snapdragon 650, prosesor ini dibuat dengan ukuran 14nm, membuatnga menjadi lebih efisien dan hemat daya.
- Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teknologi selalu maju. Fitur-fitur milik flagship terdahulu mungkin saja bisa dibawa ke ponsel-ponsel kelas menengah sekarang. Contohnya, teknologi Quick Charge milik Qualcomm telah tersedia untuk beberapa ponsel kelas menengah. Ponsel-ponsel ini juga mungkin mendapatkan teknologi hardware dan baterai yang terbaru.
- OS terbaru
- Meskipun update tidak terjamin, kebanyakan ponsel kelas menengah sudah dilengkapi dengan OS terbaru yang ada (atau 1 versi di bawahnya, tergantung ketersediaan OS terbaru tersebut). Sekarang, kebanyakan ponsel kelas menengah dirilis dengan Marshmallow. Dalam beberapa bulan ke depan, Penulis yakin bahwa akan bermunculan ponsel-ponsel kelas menengah dengan Nougat. OS terbaru ini diharapkan dapat membantu ponsel-ponsel ini untuk menjalankan teknologi-teknologi terbaru secara optimal.
- Tidak terlalu terpengaruh dengan masalah ketersediaan spare part
- Berkat statusnya yang “baru”, jelas saja perusahaan masih akan terus mem-produksi spare part untuk model tersebut, sehingga Anda tidak perlu khawatir tentang ketersediaannya. Cukup pastikan saja Anda merawat ponsel Anda dengan benar.
Minus:
- Dukungan software yang tidak jelas
- Jika flagship dianggap sebagai produk kelas satu, maka anggaplah ponsel kelas menengah sebagai produk kelas dua. Mereka mungkin sesekali akan mendapat update, namun tidak rutin… Bahkan, ada beberapa ponsel kelas menengah yang sama sekali tidak mendapatkannya. Walaupun ini bukan masalah bagi sebagian besar orang, mereka yang selalu menginginkan yang terbaru (termausk Penulis) pasti merasa terganggu.
- Performa yang mungkin tidak sesuai harapan
Hasil skor AnTuTu ZenFone 3 yang menggunakan Snapdragon 625. Meskipun lebih efisien, performa benchmark Snapdragon 625 masih kalah dengan Snapdragon 810 yang merupakan SoC flagship tahun 2015.
- Ponsel kelas menengah mungkin bisa menikmati teknologi terbaru, namun performa mereka mungkin tidak segarang flagship. Hanya SoC tertentu yang bisa menyaingi performa flagship, Snapdragon 650 milik Qualcomm. Meskipun perbedaan performa tidak terlalu terasa di kehidupan sehari-hari, namun bagi para penggemar benchmark, hal ini dapat mengganggu.
- Tidak memiliki fitur premium
Sony Xperia Z5 dikenal sebagai ponsel yang tahan air (waterproof). Ada berapa ponsel kelas menengah yang memiliki fitur ini?
- Tidak seperti ponsel flagship, ponsel kelas menengah sejatinya tidak didesain untuk merajai pasar. Mereka didesain agar bisa sampai ke tangan banyak orang (berharga murah). Maka dari itu, mereka tidak akan memiliki fitur-fitur yang biasa dimiliki flagship, seperti OIS atau anti-air.
Yah, demikianlah artikel opini kali ini, semoga bermanfaat bagi Anda. Tentu saja, tidak semua hal berlaku di artikel ini, tergantung dimana Anda tinggal dan kondisi teknologi yang semakin dinamis. Artikel ini hanya sebagai gambaran kasar saja ketika Anda dihadapkan kepada pilihan tersebut. Akhir kata, terima kasih telah berkunjung dan sampai jumpa lagi. Semoga hari Anda menyenangkan! 😀